AMBON (info-ambon.com)-Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Provinsi Maluku kembali memberikan dukungan sosial kepada masyarakat dalam bentuk bantuan sembako.
Bantuan yang diberikan kali ini menyasar masyarakat di Kota Ambon. Seremoni dilakukan dengan sangat sederhana melalui protokol COVID-19 yang ketat. Adapun kegiatan dihadiri oleh 2 orang perwakilan penerima sembako sebagai bentuk seremoni.
Bantuan sembako lainnya akan secara langsung disalurkan kepada masyarakat penerima. Bantuan sosial ini merupakan yang ketiga kalinya yang diberikan oleh BI di Provinsi Maluku sejak bulan April 2020.
Kepala KPw BI Provinsi Maluku, Noviarsano Manullang menyampaikan, bantuan yang diberikan kali ini berbeda dengan yang sebelumnya.
“Paket sembako juga berisi ikan yang berasal dari keramba-keramba nelayan yang berada di Ambon. Dengan membeli ikan ini diharapkan dapat mendukung produk ikan yang melimpah sehingga dapat menyerap produksi ikan-ikan yang berlimpah saat ini,”katanya dalam rilis tertulis yang di terima Info-ambon.com, Selasa (8/9/2020).
Di sisi lain masyarakat penerima bantuan dapat memperoleh produk bergizi yang lebih baik di tengah pandemi.
“Mempertimbangkan bahwa roda perekonomian UMKM juga perlu didukung untuk bergerak, diharapkan pemberian bantuan kedepan dapat memprioritaskan produk-produk lokal Maluku,”ujar dia.
Selain itu, di awal pandemi, bantuan difokuskan untuk mendukung penanganan COVID-19. Untuk itu bantuan diberikan berupa 120 set lengkap alat kesehatan kepada Gugus Tugas Provinsi Maluku pada bulan April 2020. Selanjutnya pada bulan Mei 2020 sebagai bentuk dukungan jaring pengaman sosial pemerintah, Bank Indonesia memberikan bantuan sembako kepada masyarakat di Provinsi Maluku berupa paket sembako sebanyak 300 paket yang terdiri dari beras, minyak goreng, gula, tepung hingga telur dan sarden.
Seiring perkembangan kondisi pandemi, banyak masyarakat hingga pelaku usaha terdampak secara ekonomi. Untuk itu, Bank Indonesia kembali memberikan bantuan 300 paket sembako kepada masyarakat. Berbeda dengan bantuan yang diberikan sebelumnya, paket bantuan tidak lagi terdiri dari bahan makanan kering tapi juga berupa bahan makanan yang diproduksi oleh masyarakat setempat seperti halnya petani dan nelayan.(EVA)