AMBON (info-ambon.com)- KSEI memiliki 26 Program Strategis KSEI yang direncanakan akan dirampungkan secara bertahap,
dimana jajaran direksi periode 2023-2027 memiliki tema program strategis berupa “perdalaman dan
perluasan layanan KSEI pada era digital dengan penguatan infrastruktur, inovasi dan pengawasan yang terintegrasi untuk mewujudkan KSEI sebagai information hub dan financial hub”.
“Beberapa rencana strategis KSEI antara lain meliputi perluasan Sistem Multi Investasi Terpadu (S-MULTIVEST) agar
dapat digunakan untuk industri asuransi dan dana pensiun, serta pengembangan EASY agar dapat
digunakan untuk RUPS Pemegang Unit Penyertaan dan Pemegang Obligasi,” ungkap Direktur Utama BEI Iman Rachman, dalam rilis tertulis yang diterima Redaksi info-ambon.com, di Ambon Kamis (10/8/2023).
Dijelaskan, kajian terkait Carbon Trading juga menjadi agenda lanjutan KSEI. Hal ini merupakan tindak lanjut diterbitkannya Peraturan Menteri kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Permen LHK) nomor
21 tahun 2022.
Sedangkan, pengembangan lainnya yang tengah dilakukan KSEI antara lain, alternatif penyimpanan dana nasabah pada sub rekening efek (SRE) untuk instrument efek bersifat ekuitas, dan efek bersifat utang serta investor fund unit account (IFUA) untuk instrumen reksa dana. Inisiatif
pemanfaatan SRE dan IFUA sebagai alternatif penyimpanan dana nasabah pasar modal bertujuan memudahkan investor khususnya individu, mulai dari pembukaan rekening investasi, saat melakukan transaksi, hingga penyelesaian transaksi.
Pada akhir tahun 2022, KSEI kembali meraih penghargaan Marquee Award sebagai kustodian sentral terbaik di Asia Tenggara dari Alpha Southeast Asia Magazine. Gelar tersebut berhasil diraih KSEI untuk yang kelima kalinya setelah sebelumnya meraih gelar yang sama pada tahun 2016, 2018, 2019, dan 2021.
Gelar Kustodian sentral terbaik se-Asia Tenggara berhasil diperoleh KSEI atas inovasi yang
dilakukan sepanjang tahun 2022 serta rencana pengembangan pasar modal Indonesia di masa
mendatang. Salah satu rencana strategis yang berhasil dilakukan KSEI pada tahun 2022 adalah
bergabungnya KSEI sebagai anggota BI-FAST, peningkatan kapasitas sistem utama C-BEST, hingga pengembangan platform untuk pemantauan portofolio investasi yakni AKSES KSEI.
“Salah satu pencapaian KSEI yang juga didukung oleh regulator dan pelaku pasar lainnya adalah
peningkatan jumlah investor pasar modal yang mencapai 11,22% (ytd). Berdasarkan jumlah SID, jumlah investor pasar modal meningkat dari 10,31 juta investor pada tahun 2022 menjadi 11,46 juta pada 8 Agustus 2023. Berdasarkan jumlah tersebut, investor saham dan surat berharga lainnya berjumlah 4,90 juta, reksa dana 10,74 juta, dan investor Surat Berharga Negara (SBN) sebanyak 931 ribu,” papar Rachman.
Dengan begitu, pihaknya menambahkan, total aset yang tercatat di KSEI mengalami peningkatan 2,25% (ytd) dari Rp6.717,44 triliun pada 2022
menjadi Rp6.868,81 triliun pada 8 Agustus 2023. Peningkatan total aset yang tercatat di KSEI sejalan
dengan peningkatan IHSG serta kapitalisasi pasar.
Dari sisi demografi per 8 Agustus 2023, investor individu di Indonesia didominasi oleh 62,16% laki-laki, 56,98% berusia di bawah 30 tahun, 32,29% pegawai swasta, negeri dan guru, 64,04% berpendidikan terakhir SMA dan 46,92% berpenghasilan Rp10jt-100jt per tahun.
Berdasarkan komposisi kepemilikan, investor lokal di Indonesia masih mendominasi sebesar 99,68%, dengan rincian jumlah 99,57% untuk investor saham, dan 99,91% untuk investor reksa dana. Sedangkan dari jenis investor, investor individu menempati urutan pertama dengan jumlah 11,42 juta.
Dominasi dari investor muda di pasar modal Indonesia juga terlihat dari kepemilikan rekening investor
di agen penjual efek reksa dana financial technology yang saat ini telah mencapai 78%. Sedangkan aset under management (AUM) reksa dana yang tercatat di KSEI sampai dengan 8 Agustus 2023 berjumlah Rp794,89 triliun atau sedikit menurun 3,17%,” terang Rachman. (EVA)
Discussion about this post