AMBON(info-ambon.com)– Koperasi Indonesia harus memiliki kesiapan bekal Sumber Daya Manusia (SDM) yang handal yang di dasari oleh tekad untuk siap berubah dalam menyikapi tantangan kekinian.
Saat ini, kita berada era digitalisasi dengan Artificial Intelegence (AI) yang mewarnai kehidupan industri yang merembet pada perilaku keseharian masyarakat. Demikian disampaikan Sekertaris Kementrian Koperasi dan UKM, Rully Indrawan saat membacakan sambutan Menteri Koperasi saat menghadiri peringati hari Koperasi Nasional (Harkopnas) ke-72 tahun 2019 di pelataran Ambon City Center (ACC) Ambon, Jumat (19/7/2019). Kali ini, HUT Koperasi mengusung tema’’Reformasi total koperasi di era revolusi industri 4.0”.
Ia menyebut, reformasi total yang dijalankan dalam tenggang waktu 5 tahun terakhir, pada dasarnya mendorong koperasi untuk berdaptasi dan bertransformasi dalam menghadapi lingkungan yang senantiasa berjalan dinamis. ‘’Saat ini kita butuh insan koperasi yang mampu berinovasi tinggi, untuk menata organisasi dan strategis bisnisnya, untuk itu, koperasi sudah saatnya memanfaatkan teknologi digital dengan menggunakan platfom e-comerce, aplikasi retail on-line dan pengembangan aplikasi-aplikasi lainnya,’’ katanya.
Disebutkan, gerakan koperasi diharapkan dapat merangkul pula generasi melenial yang saat ini jumlah mereka telah telah sepertiga dan totalitas penduduk Indonesia.
Kementerian koperasi dan UKM dalam 5 tahun telah melaksanakan reformasi total koperasi yakni reformasi orientasi, rehabilitasi, dan pengembangan. Olehnya, berdasarkan data Kementerian UKM dan dan Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2014 kontribusi koperasi terhadap pembentukan PDB Nasional sebesar 1,71 persen, dan tahun 2018 sudah meningkat tajam menjadi 5.1 persen.
“Kita berharap gerakan koperasi di Indonesia mampu menjawab tantangan jaman dan bersaing dengan pelaku ekonomi lainnya. Mari kita kobarkan semangat berkoperasi dengan menjadikan koperasi sebagai kekuatan bersama untuk memajukan pemerataan kesejatraan masyarakat Indonesia,’’ pintah Rully.
Sementara itu, Sekertaris Kota Ambon, Anthony Gustav Latuheru menambahkan, perkembangan usaha mikro di Kota Ambon baik dari aspek kuantatis dan kualitas belum memperhatikan peningkatan yang signifikan.
Walaupun banyak data empiris tentang peranan koperasi terutama dalam masa-masa krisis ekonomi dan moneter yang pernah di alami bangsa, termasuk Kota Ambon yang menunjukan koperasi tetap eknis.
Disebutkan, selama ini masih ada paradigma yang keliru tentang koperasi, dan itu mesti diubah, sebab koperasi harus di pahami sebagai sebuah entitats, bisnis, bukan sebagai pranata sosial, sehingga dibutuhkan pengelolaan yang professional.
Menurutnya, pembinaan dan pengembangan koperasi dan usaha mikro di Kota Ambon terus di pacu dan kembangkan melalui instrumen APBD, dengan berbagai program dan kegiatan.
Sebagai pelaku ekonomi, tambahnya, maka pelaku ekonomi mikro usaha sedang menghadapi tantangan di era reformasi industry 4.0, di tahun 2019. Dan untuk mengantisipasinya, Ambon bersama dengan 100 kota lannya telah di tetapkan menuju kota cerdas atau smart city yang salah satunya untuk menjawab tantangan jaman tersebut.
“Selaku pemerintah daerah, kami menyampaikan apresiasi yang tinggi atas penghargaan kepada Kemenetrian Koperasi dan UKM RI terhadap pembinaan dan pengembangan koperasi dan UKM di Kota Ambon khususnya menyangkut aspek permodalan dan sasaran,’’tutupnya.(EVA)