AMBON (info-ambon.com)- Woman empowerment atau pemberdayaan perempuan kerap didorong PT PLN (Persero) Unit Induk Wilayah Maluku dan Maluku Utara (UIW MMU), baik di lingkup internal maupun eksternal.
Secara internal, hal ini dibuktikan dengan adanya jabatan struktural yang diisi oleh pegawai perempuan. Salah satunya, Martha Damita Palilu. Perempuan yang akrab disapa Martha ini menjabat Assistant Manager Digital Service dan Customer Experience pada PLN UIW MMU. Perannya dalam memberikan pelayanan, baik pemasaran atau promosikan produk PLN melalui media digital atau secara langsung membuatnya harus sejajarkan pengetahuan dan keahlian dengan leader lainnya.
Tak jarang Srikandi PLN ini harus memonitor keluhan atau melalui aplikasi PLN Mobile atau bahkan dapat bertemu secara langsung dengan pelanggan, maupun masyarakat secara umumnya. Untuk meminimalisir adanya potensi kecelakaan akibat tegangan listrik maupun gangguan sistem kelistrikan lainnya, perempuan berusia 34 tahun ini turut andil memberikan edukasi di lingkup masyarakat. Hal ini tentu saja sejalan dengan komitmen PLN dalam rangka pemberdayaan masyarakat. Edukasi lingkup eksternal ini dilakukannya melalui program PLN Baronda Sekolah.
Keberadaan deretan perempuan hebat di lingkup kerja PLN UIW MMU ini diapresiasi General Manager, Awat Tuhuloula. Menurut Awat, mereka bukan hanya pelengkap, melainkan penggagas dan penggerak program-program PLN yang selama ini digencarkan.
“Korporasi kami memang sebagian besar diisi kaum lelaki, bukan berarti tidak ada tempat untuk para perempuan hebat – Srikandi PLN ini. Mereka memiliki hak dan kesempatan yang sama, itulah mengapa mereka tampak produktif di setiap agenda program,” ujar Awat, Minggu (12/5/2024).
Dia pun berharap, sepanjang 2024 ini, program yang digencarkan melalui Srikandi PLN ini bisa memberikan output yang cemerlang, tak hanya bagi PLN secara internal, melainkan juga secara eksternal di lingkup masyarakat.
“Tanpa melupakan peran mereka di tengah keluarga maupun masyarakat, mereka mampu merepresentasikan PLN di manapun mereka bertugas,” ucap Awat salut.
Martha dipercayakan sebagai pelopor atau penggerak program PLN Baronda Sekolah. Secara konsisten Ia menggerakkan Srikandi PLN lainnya di seluruh unit kerja UIW MMU. Sehingga Mei 2024 ini, terhitung empat sekolah yang telah dikunjungi khusus olehnya dan Bidang Niaga PLN UIW MMU. Yakni, SMA Negeri 13 Ambon, dan SMK Muhammadiyah Ambon, bahkan Tim PLN Baronda Sekolah berkunjung ke Banda Naira untuk turut bertemu siswa-siswi SMA Negeri 30 Maluku Tengah, dan terbaru di Kota Bacan yang mana berkunjung ke SMK Misbahul Aulad Labuha.
Diketahui program PLN Baronda Sekolah ini diinisiasikan dengan tema besar, yakni Edukasi Ketenagalistrikan. Niatnya untuk mencerdaskan anak bangsa terkait ketenagalistrikan ini disambut berbagai pihak sekolah yang telah dikunjungi. Menurut Martha, siswa dipercaya sebagai agent of change. Mereka nantinya mampu menggerakkan komunitas di lingkungannya mengarah ke sebuah rutinitas yang lebih baik di masa mendatang. Dengan begitu, harapan besar akan meminimalisir terjadinya potensi kecelakaan akibat gangguan ketenagalistrikan ini bisa tercapai.
Dalam mengimplementasikan tugas-tugasnya, Martha mengakui tak ada tantangan yang tak bisa ditaklukan. Mulai dari persoalan eksternal yang mengharuskan dia bertemu dengan berbagai orang dengan mindset yang berbeda, hingga pada pandangan luar tentang eksistensinya sebagai leader perempuan di tengah pekerjaan yang terkesan maskulin bagi sebagian orang.
“Meski demikian, saya dikelilingi orang-orang di lingkup kerja yang supportive. Perbedaan pendapat itu biasa, namun jika kita memiliki tujuan yang sama, saya yakin akan sampai di tujuan itu,” ujar perempuan asal Toraja ini.
Di sisi lain, tanggung jawab besarnya ini membawanya melintas dari satu pulau ke pulau lainnya dengan medan yang tak mudah. Berjauhan dari keluarga kerap membuatnya rindu. Namun, pekerjaan ini selalu membawanya pulang dengan sejuta cerita. Cerita tentang jejaring yang dibangun, silaturahim yang terus terjaga, hingga upayanya untuk turut mencerdaskan anak bangsa.
Masih ada 82 sekolah lagi yang harus dikunjungi melalui program PLN Baronda Sekolah ini. Martha harus mampu melihat peluang dan potensi terjadinya kendala yang akan dihadapi. Dengan demikian Ia bisa mempersiapkan dirinya bersama dengan para Srikandi PLN lainnya.
“Kami tetap optimis, hingga 31 Desember 2024 nanti kami bisa mencapai target itu. Jadi, tunggu kami di sekolah kalian ya,” ujar Martha optimis. (EVA)
Discussion about this post