AMBON (info-ambon.com)-Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Maluku mencatat kinerja sektor jasa keuangan, khususnya perbankan, menunjukkan pertumbuhan positif hingga Mei 2025. Aset perbankan di wilayah ini tercatat mencapai Rp34,01 triliun, didukung oleh penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar Rp18,28 triliun dan penyaluran kredit sebesar Rp24,17 triliun.
Kepala OJK Provinsi Maluku, M. Andi Yusuf, menyampaikan, pertumbuhan kredit sebesar 5,73 persen secara tahunan (year on year/yoy) menjadi sinyal bahwa fungsi intermediasi perbankan terus berjalan dengan baik, diiringi pengelolaan risiko yang tetap terjaga.
“Kinerja perbankan di Maluku terus menunjukkan perkembangan yang sehat dan berkelanjutan. Risiko kredit juga terkendali dengan NPL gross yang berada di level 3,21 persen,” kata Andi dalam rilis tertulis yang diterima redaksi info-ambon.com, Ahad (3/8/2025).
Andi menjelaskan, DPK di Maluku masih didominasi oleh CASA (current account saving account) atau dana murah berupa tabungan dan giro, yang porsinya mencapai 62,80 persen dari total DPK. Sementara itu, kredit konsumtif menjadi pendorong utama pertumbuhan kredit dengan peningkatan sebesar 7,55 persen yoy.
Di sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) pada semester I 2025 mencapai Rp524,74 miliar dan disalurkan kepada 11.557 pelaku UMKM di Maluku. Ini menjadi indikator positif bagi penguatan ekonomi daerah berbasis kerakyatan.
Untuk sektor perbankan syariah, pembiayaan tumbuh signifikan sebesar 17,18 persen yoy. Kendati pangsa pasar aset baru mencapai 2,74 persen, kualitas pembiayaan terjaga baik dengan Non-Performing Financing (NPF) yang rendah, yaitu 1,11 persen.
Sementara itu, sektor Industri Keuangan Non-Bank (IKNB) juga mencatatkan pertumbuhan. Piutang pembiayaan meningkat 4,43 persen yoy menjadi Rp1,42 triliun dengan NPF 1,80 persen. Di sisi lain, premi asuransi jiwa naik signifikan sebesar 119,65 persen, meskipun premi asuransi umum mengalami penurunan 13,50 persen yoy.
Di sektor pembiayaan mikro, program Mekaar menyalurkan dana sebesar Rp81,75 miliar kepada 52.781 nasabah perempuan. Program ULaMM mencatat penyaluran Rp3,77 miliar, tumbuh 92,69 persen. Bank Wakaf Mikro juga turut serta dengan menjangkau 141 nasabah.
Pada sektor layanan keuangan digital, outstanding pembiayaan Peer-to-Peer (P2P) Lending mencapai Rp216,29 miliar, tumbuh 51,17 persen yoy dengan jumlah peminjam sebanyak 29.204 orang.
Di sisi pasar modal, jumlah investor di Maluku terus meningkat dengan 55.026 Single Investor Identification (SID), tumbuh 14,50 persen dibanding tahun lalu. Nilai transaksi saham juga melonjak drastis sebesar 295,42 persen yoy, mencapai Rp299,90 miliar.
Andi menegaskan, capaian ini menjadi indikator bahwa sektor keuangan Maluku bergerak dinamis di seluruh lini, dari konvensional hingga digital.
“Kami akan terus mendorong sinergi lintas sektor untuk memastikan pertumbuhan yang sehat, inklusif, dan berkelanjutan,” ujarnya. (EVA)
Discussion about this post