AMBON(info-ambon.com)– Kantor dan Koncistori Jemaat GPM Larike di Suli-Wayari, Minggu, 6 Maret 2022 kemarin, diTahbiskan. Suasana khusuk dirasakan oleh semua umat dan pelayanan bersama tamu undangan yang hadir.
Kebaktian yang dilayani oleh Pendeta Hendry Hetarie-Wakil Ketua 2 MPH Sinode GPM membawa umat merasakan sukacita pergumulan selama ini tetapi juga menghentar umat untuk merasakan penderitaan Kristus di Minggu Sengsara II. Apa yang digumuli dan dikerjakan dengan penuh rasa takut akan Tuhan tidak akan menjadi sia-sia.
Ketua Majelis Jemaat-Pdt. S. Leasa dan semua perangkat pelayanm dan umat di Larike telah menyelesaikan tanggumgjawab pembangunan dalam kasih dan kemurahan Tuhan.
Pendeta Hendry dalam khotbahnya menegaskan bahwa apa pun tantangan hidup hanya Allahlah satu-satunya sumber pengharapan dan itu terbukti bagi Jemaat GPM Larike. Sekalipun ditangah tantangan bencana alam gempa bumi di tahun 2019, dilanjutkan dengan bencana non alam-pandemik Covid-19 sejak tahun 2020 tetapi semua umat dan pelayan bersatu hati sehingga pekerjaan pembangunan boleh berlangsung dalam kurun waktu kurang lebih 3 tahun sejak 2018.
Suasana penuh hikmah tersebut bercampur kerinduaan orang basudara ketika sejak awal penjemputan MPH Sinode, Bapak Wakil Gubernur dan MPK Klasis Pulau Ambon Timur, basudara Salam dari Negeri Larike turut andil dengan tarian penjemputan Solawat yang memberi warna betapa persaudaraan satu gandong diantara mereka tetap terjaga dan terpelihara.
Dalam khotbah dan arahan, Wakil Ketua 2 MPH Sinode GPM mengucapkan terima kasih dan menyambut dengan penuh kasih kehadiran Bapa Raja dan Ibu beserta semua orang tatua, basudara dan anak-anak dari Negeri Larike, sebuah momentum yang memberikan kesejukan di tengah kondisi Maluku yang goyang pasca kejadian di Pulau Haruku. “Kita memiliki kekuatan Persaudaraan yang harus kita jaga dan kita bagikan bagi dunia, bahwa damai adalah kekuatan kita yang akan terus menjaga Maluku dan Maluku Utara.”
Dalam kesempatan yang sama Raja Negeri Larike- Bapak Hafes Mansur Lausepa menyapa semua basudara dalam “Salam Persaudraan”. “Katong samua orang basudara baik yang ada di Negeri Larike maupun basudara yang ada di Wayari. Karena itu, ini bukan kesempatan pertama dan terakhir tetapi ini adalah kesempatan pertama sejak Beta menjadi raja dan akan terus berlanjut, mari katong jaga persaudaraan dan apa yang katong tarima di Negeri Larike akan katong bagi juga bagi basudara di Wayari, walaupun itu hanya sedikit.” Janji Bapa raja tersebut memberi tanda betapa ikatan kekeluargaan selamanya akan menjadi kekuatan untuk terus bergerak dan berjalan bersama bagi persudaraan dan perdamaian.
Wakil Gubernur Barnabas Orno dalam sambutannya menekankan tentang Rumah Persaudaraan Maluku yang terdiri atas 11 kamar dengan masing-masing sapaan identitas yang mencirikan hal yang sama yakni persaudraan-kekeluargaan dan kebaikan. Dimulai dari Pamahanusa, Saka Mese, Ita Hotu Nusa, Kidabela, Duan-Lolat, Aini Ain hingga di Ambon Lawamena Haulala-Hiti Hiti Hala-hala. Semuanya telah dianugerahkan Tuhan bagi bumi Maluku karena itu mari terus menjaga dan meneruskannya bahi anak-cucu agar Maluku tetap Damai.
Pentahbisan Kantor dan Koncistori Jemaat GPM Larike memberikan angin sejuk bagi wajah Maluku dan Indonesia bahkan bagi dunia di tengah berbagai ancaman hidup. Hidup Persaudaraan harga mati, Hidup penuh Damai adalah segalanya, marilah menjaga dan melestarikannya.(PJ)