Juni Hingga Awal Juli, Ambon Masuki Masa Puncak COVID-19

Keterangan pers Walikota Ambon, Richard Louhenapessy soal penanganan COVID-19 di kota ini. Dia didampingi wakilnya, Syarif Hadler. -EVA-

AMBON (info-ambon.com)-Para ahli epidemologi, memprediksi, Kota Ambon akan memasuki puncak penularan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) pada bulan Juni hingga awal Juli 2020 mendatang.

“Sejak awal Pemerintah Kota (Pemkot) Ambon itu sudah mengantisipasi lewat sebuah kajian khusus dengan para epidemolog dan di prediksikan pada Juni minggu kedua-ketiga dan awal Juli, tingkat puncak COVID-19itu akan terjadi di Kota Ambon,” ungkap Walikota Ambon, Richard Louhenapessy dalam keterangan kepada wartawan di ruang Unit Layanan Administrasi (ULA) Balai Kota Ambon, Rabu (17/6/2020).

Diungkalkan,  dari hasil analisa yang telah dilakukan sebelumnya oleh para ahli tersebut, jika tidak diambil langkah-langkah penanganan secara baik, maka pada masa itu, jumlah kasus per hari di Ambon sebanyak 15.

“Dalam analisa itu kalau kita tidak intervensi, sejak hari itu hingga saat ini, maka diprediksikan sampai dengan minggu keempat Juni ini, rata-rata per hari itu bisa 15 pasien,” ungkapnya.

Saat ini angka kasus pasien positif di Kota Ambon cenderung terus naik secara signifikan dan sudah sesuai dengan apa yang diprediksikan sebelumnya.

“Terakhir ini tingkat keterpaparan dan pasien covid 19 di kota ambon cenderung naik masif,” tambahnya.

Kenaikan kasus ini, lanjutnya, merupakan hasil kerja keras dari tenaga medis yang terus berupaya dalam penanganan COVID-19 di Kota Ambon dengan melakukan tracing .

“Kalau kita hitung mulai dari April, Mei, dan Juni ini, rata-rata per hari itu 13.5 pasien. Jadi masih dibawah 15. Itu dampak dari kerja keras perawat dan tenaga medis kita, lewat langkah yang ditempuh oleh tenaga medis ini,” terangnya.

Dan itu sendiri membuktikan tenaga medis bekerja dengan baik terutama dalam hal tracking maupun lainnya sehingga kasus terus bertambah dan membuat masyarakat dapat terus mengetahui perkembangan saat ini.

Louhenapessy menyebutkan, banyaknya angka kasus itu baik, sebab dengan mudah pemerintah dapat melakukan intervensi untuk penanganan, baik terhadap pasien tapi juga berupa sarana dan prasarana lainnya. ‘’Jumlah kasus yang sedikit,  belum tentu mengindikasikan kasus yang sebenarnya. Dan dampak dari tracking yang dilaksanakan, semakin banyak tes yang kita lakukan dan semakin banyak pasien terkonfirmasi semakin baik, sebab penanganan bisa segera kita laksanakan. Jadi kalau kita tidak bikin apa-apa, bisa diperkirakan dia akan melompat itu signifikan,” ungkapnya.

Dikatakan, ada beberapa langkah yang telah dilaksanakan oleh tenaga medis maupun pemerintah untuk pemutusan mata rantai COVID-19 ini, diantaranya memutus infeksi COVID-19 dari sumbernya, pembatasan transmisi melalui pembatasan orang, moda transportasi, hingga perbanyak tracking.

Ditambahkan,  untuk langkah lanjutan, pemerintah akan menerapkan PSBB untuk dapat menekan jumlah kasus nantinya. “Salah satu upaya untuk tidak bertambah lagi jumlah kasus, kita lakukan PSBB,” tutup dia.

Ia juga menghimbau warga Ambon untuk taat protokol kesehatan dengan selalu menggunakan masker saat keluar rumah, rajin cuci tangan menggunakan sabun dengan air yang engalir, serta selalu jaga jarak dan menghindari kerumunan. (EVA)

Exit mobile version