AMBON(info-ambon.com)-Ambon kota musik. Iya. Ambon kota musik dunia versi The United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO)? Nah ini yang sementara diperjuangkan bersama, baik oleh Badan Ekonomi Kreatif (BeKraf) Republik Indonesia, Pemerintah Kota (Pemkot) Ambon maupun Ambon Music Office (AMO).
BeKraf-Pemkot Ambon-AMO sudah berupaya mendulang dukungan dari berbagai kota kreatif versi UNESCO baik yang ada di Indonesia maupun mancanegara sejak beberapa tahun belakangan ini. Hasilnya, mulai Nampak. Berbagai dukungan sudah mulai mengalir untuk Ambon ditetapkan oleh UNESCO.
Tapi tunggu dulu, prosesnya tidak sebatas membalik telapak tangan. Musti ada pentahapan yang harus dilalui, setelah datangnya dukungan dari berbagai daerah dan kota di dunia.
Baca juga: Rekomendasi dari Australia Selatan untuk Ambon Jadi Kota Musik Dunia Versi UNESCO
Walikota Ambon kepada www.info-ambon.com, Senin (8/4/2019) menjelaskan, pada bulan Juli mendatang, pihaknya, BeKraf dan AMO akan mempresentasikan kesiapan Kota Ambon menjemput penetapan sebagai kota musik dunia di Italia. ’’Dukungan sudah kami dapatkan, sekarang tinggal hasil presentasi kita di Italia dihadapan UNESCO,’’ jelasnya.
Menurut Louhenapessy, kalau proses presentasi di Italia tersebut berhasil, maka Ambon akan ditetapkan sebagai kota musik ke-30 di dunia. Dan ini akan membawa dampak positif bagi perkembangan kota ini kedepan.
‘’Kalau itu berhasil, maka kita akan ditetapkan menjadi kota musik dunia, namun jika presentasi itu masih ada hal-hal yang perlu pembenahan, maka harus kita perbaiki lagi, kita lengkapi lagi,’’ tegasnya.
Louhenapessy yakin, dengan arus dukungan yang sudah masuk untuk Ambon menjadi salah satu kota musik dunia dari dalam negeri maupun luar negeri, maka UNESCO akan mempertimbangkan itu.
‘’Kita punya potensi besar untuk hal itu. Dan semua kota di dunia yang kita datangi sudah memberikan dukungannya, baik itu dari Australia, Korea maupun kota kreatif lain di Indonesia,’’ sergahnya.
Baca juga: Oktober, UNESCO ‘Ketok Palu’ untuk Ambon
Untuk itu, Louhenapessy meminta dukungan doa masyarakat Kota Ambon, agar presentasi yang akan dilakukan Juli mendatang di Italia, bisa berjalan dengan baik dan lancar, plus diterima UNESCO.
Diakui, perjuangan sebuah kota untuk ditetapkan UNESCO memang tidak mudah, sebab harus melalui berbagai tahapan dan kriteria yang berat dan panjang.
Menurutnya, dibandingkan dengan kabupaten/kota lain di Maluku, maka Ambon tidak punya Sumber Daya Alam (SDA) yang mendukung perekonomian kota, namun Ambon punya Sumber Daya Manusia (SDM) yang berbakat, dan salah satunya dibidang musik dan seni. ‘’Musik adalah jati diri Ambon. Musik saya yakini akan membawa perubahan besar untuk kota ini kedepan,’’ demikian Louhenapessy. (PJ)
Discussion about this post