AMBON (info-ambon.com)- Ekspor Maluku pada Juli 2020 mencapai US$ 4,30 juta dengan komoditi barang non migas dari kelompok ikan dan udang yaitu jenis ikan kerapu, ikan tuna (fresh tuna whole, frozen yellowfin tuna loin) dan udang (vannamei shrimp). Nilai ini naik sekitar 313,30 persen jika dibandingkan nilai ekspor Maluku bulan Juni 2020 yakni sebesar US$ 1,04 juta yang juga berasal dari komoditas barang non migas.
“Ekspor Maluku Januari–Juli 2020 seluruhnya berasal dari kelompok ikan dan udang. Komoditi ikan dan udang yang diekspor adalah jenis ikan kerapu, ikan tuna,ikan layang, lobster, kepiting hidup/live crab,dan udang (vannamei shrimp& Penaeus monodon shrimp–udang windu)senilai US$ 34,84 juta,”kata Kepala BPS Provinsi Maluku Asep Riyadi dalam rilis yang diterima Info-ambon.com, Jumat (3/9/2020).
Dijelaskan, perbandingan nilai ekspor Januari–Juli 2020 terhadap periode yang sama tahun 2019 menunjukan kenaikan sekitar 367,18 persen. Maluku melakukan ekspor ke Negara anggota ASEAN pada periode Januari–Juli 2020, yang terbesar menuju Vietnam senilai US$2,15 juta atau mengalami peningkatan 77,39 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2019.
Kawasan Negara Asia Lainnya yaitu Hongkong mengalami penurunan nilai ekspor sekitar 39,11 persen, sedangkan menuju Jepang mengalami kenaikan sekitar 37,37 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2019. “Negara tujuan ekspor Maluku pada Januari sampai Juli 2020 didominasi oleh negara Tiongkok yaitu sebesar US$ 27,40 juta atau 78,64 persen dari total ekspor Maluku,”jelas Asep.
Ditambahkan, ekspor Maluku selama bulan Juli 2020 melalui pelabuhan ekspor di Kabupaten Kepulauan Aru–Pelabuhan Dobo dan Kota Ambon yaitu Pelabuhan Yos Sudarso & Bandara Pattimura sekitar 70,68 persen. Jika dibandingkan dengan nilai ekspor Maluku periode Januari-Juli 2020 terhadap periode yang sama tahun 2019, menunjukkan penurunan pada Pelabuhan Dobo di Kabupaten Kepulauan Aru sekitar 73,01 persen dibandingkan periode yang sama di tahun 2019.
Secara keseluruhan, ekspor Maluku terbesar dilakukan di Pelabuhan Yos Sudarso–Ambon yakni sekitar US$ 32,73 juta atau mencapai 93,96 persen. Volume ekspor Maluku pada bulan Juli 2020 untuk kelompok ikan dan udang mencapai 0,96 ribu ton atau naik 504,79 persen dibandingkan Juni 2020. Sedangkan selama periode Januari –Juli 2020, volume ekspor Maluku mencapai6, 35 ribu ton atau meningkat 659,63 persen dibanding periode yang sama tahun 2019. Kelompok komoditi ikan dan udang memberikan kontribusi 100 persen terhadap seluruh ekspor Maluku pada Juli 2020.
Selain itu, lanjut Asep, ekspor melalui pelabuhan di Maluku, ekspor komoditi asal Maluku juga melalui pelabuhan di luar Maluku. Pada Juli 2020, tercatat ekspor komoditi asal Maluku yang di ekspor melalui pelabuhan di luar Maluku mencapai US$1,08 juta atau naik 8,33 persen dibanding Juni 2020. “Komoditi pada kelompok kayu dan produknya memberikan sumbangan terbesar dalam ekspor komoditi asal Maluku yang di ekspor melalui pelabuhan luar Maluku yaitu mencapai US$0,39 juta berupa lembaran veneering dari kayu meranti merah tua, meranti merah muda dan meranti bakau, serta kayu lapis dengan paling tidak satu lapisan luar dari kayu tropis.
Selain itu, komponen ekspor ini juga dipicu oleh kelompok ikan dan udang berupa ikan tuna dan udang senilai US$ 0,26 juta. Komoditas penyumbang ekspor terbesar ketiga pada Juli 2020 adalah kelompok rumput lautjenis Eucheuma spinosum dan Eucheuma cottonii senilai US$ 0,18 juta.
Pada periode Januari-Juli 2020 dibandingkan periode yang sama tahun 2019, ekspor komoditi asal Maluku yang di ekspor dari pelabuhan luar Maluku mengalami penurunan sekitar13,80 persen. Kelompok ikan dan udang mengalami penurunan sekitar 22,77 persen, sedangkan kelompok kayu dan produknya mengalami peningkatan sekitar 13,86 persen jika dibandingkan periode Januari-Juli 2019.(IA-EVA)