AMBON (info-ambon.com)-Kepala BPS Provinsi Maluku, Maritje Pattiwaellapia menyampaikan, berdasarkan hasil Sakernas atau survei pendekatan rumah tangga yang khusus mengumpulkan data ketenagakerjaan secara periodik pada Februari 2023, ada tiga lapangan pekerjaan yang menyerap tenaga kerja paling banyak.
Tiga lapangan perkerjaan tersebut adalah Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan, yaitu sebesar 29,26 persen. Selanjutnya pekerjaan lain yang juga serap tenaga kerja banyak yakni; Administrasi Pemerintahan dan Jasa sebesar 22,19 persen; dan Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi dan Perawatan Mobil dan Sepeda Motor, Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum sebesar 19,96 persen.
“Pola lapangan pekerjaan dalam menyerap tenaga kerja ini masih sama dengan Februari 2023. Jika dibandingkan Februari 2022, kategori lapangan pekerjaan yang mengalami peningkatan terbesar adalah kategori Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi dan Perawatan Mobil dan Sepeda Motor, Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum (3,08 persen poin).
Sementara lapangan pekerjaan Transportasi dan Pergudangan; Informasi dan Komunikasi mengalami penurunan terbesar yaitu sebesar (0,98 persen poin),” katanya kepada wartawan di Ambon, Sabtu (6/5/2023).
Dijelaskan, Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) mengalami peningkatan dibanding Februari 2022. TPAK pada Februari 2023 sebesar 63,82 persen, naik 0,74 persen poin dibanding Februari 2022. TPAK adalah persentase banyaknya angkatan kerja terhadap penduduk usia kerja.
“TPAK mengindikasikan besarnya persentase penduduk usia kerja yang aktif secara ekonomi di suatu negara/wilayah. Selain itu, tingkat pendidikan dapat mengindikasikan kualitas dan produktivitas tenaga kerja,” papar Pattiwaellapia.
Pada Februari 2023, lanjut, Pattiwaellapia, penduduk bekerja masih didominasi oleh tamatan SD ke bawah (tidak/belum pernah sekolah/belum tamat SD/tamat SD), yaitu sebesar 31,13 persen. “Sementara itu, penduduk bekerja tamatan Diploma I/II/III dan Diploma IV, S1, S2, S3 sebesar 18,24 persen. Distribusi penduduk bekerja menurut pendidikan masih menunjukkan pola yang sama dengan Februari 2022,” pungkasnya. (EVA)