AMBON(info-ambon.com)-Pemerintah Kota (Pemkot) Ambon tidak punya niatan sedikitpun untuk menyengsarakan rakyatnya sendiri dengan diijinkannya gerai-gerai pertokoan modern beroperasi di Kota Ambon.
Walikota Ambon, Richard Louhenapessy dalam keterangannya kepada awak media di Ambon Rabu (22/1/2020) sampaikan, diijinkannya pembukaan gerai Indomaret dan Alfa Midi sesungguhnya bertujuan baik yakni membuka lapangan kerja baru dan menstabilkan harga kebutuhan masyarakat di daerah ini.
‘’Catat ini. Kami pemerintah punya niat baik untuk kepentingan masyarakat. Tak ada niatan sedikitpun untuk mematikan lading-ladang usaha yang dimiliki masyarakat kota,’’ tegasnya.
Dia sebutkan, saat ini, diseluruh pelosok Ambon, telah terbangun sedikitnya 70 gerai Indomaret dan Alfa Midi dengan rata-rata gerai mempekerjakan 9 pekerja lokal lokasi setempat.
Dengan jumlah gerai dengan naker yang diserap, maka sudah ada sedikitnya 630 naker di Kota Ambon yang terserap dan bekerja di dua toko swalayan modern tersebut.
‘’Kalau 630 orang itu memberi makan masing-masing anggota keluarganya sebanyak 4 orang saja, maka sudah sekitar 2000 warga Ambon yang mendapat manfaat dari pembukaan gerai-gerai tersebut,’’ tandasnya.
Namun pihaknya juga mengakui, tidak jumawa dalam mengeluarkan ijin-ijin pembukaan lokasi baru. ‘’Tentu memang perlu ada pembatasan, tapi kalau mengehentikan pembangunannya, saya rasa itu tidak mungkin,’’ jelasnya di Unit Layanan Administrasi (ULA) Pemkot Ambon.
Louhenapessy sebutkan, semakin banyak gerai modern tersebut beroperasi di Ambon, maka semakin ada kompetitif harga dan masyarakat akan sangat terbantu oleh persaingan harga tersebut. ‘’Kita melihat, selain tenaga kerja dan persaingan dalam harga, akses masyarakat juga dipermudah dalam mendapatkan barang khususnya di malam hari,’’ tegasnya.
Selain itu kehadiran gerai swalayan modern di Ambon itu juga sebagai bagian dari proses memperidah Ambon dan juga sebagai suatu proses logis dari perubahan culture kota tradiosnal menjadi kota modern.
‘’Memang, sesuatu yang baru, pasti ada yang apriori, namun mari kita nikmati saja, sambil melihat hasilnya kedepan dan lakukan evaluasi,’’ tandasnya.
Soal demo-demo penolakan indomaret dan alfamidi di Ambon, menurut politisi senior Maluku tersebut, bukanlah murni kepentingan masyarakat, namun sudah ada yang menunggangi.
‘’Saya menduga, ada pihak lain yang main untuk itu, mungkin saja pihak distributor yang merasa tersaingi dengan kehadiran gerai-gerai ini dan sengaja menumpang anggota masyarakat untuk demo ke dewan,’’ duga Louhenapessy.
Dia mengatakan, jangan sampai ada gelombang demo lanjutan dari karyawan alfamidi dan indomaret ke dewan untuk meminta lapangan pekerjaan kalau mereka di-PHK. ‘’Coba saja kalau indomaret dan alfamidi tutup di Ambon, kemudian karyawannya demo ke DPRD minta lapangan kerja. Bisa ramen anti, makanya semua pihak diminta bijaksana menyikapi masalah ini,’’ sergahnya.
Menurutnya, selaku walikota yang pernah menjabat sebagai wakil rakyat bahkan sebagai ketua DPRD Maluku, pihaknya bisa melihat mana yang demo atas nama kepentingan rakyat murni dan mana demo suara titipan atas nama rakyat.
‘’Tapi sekali lagi saya tegaskan, tidak ada pemerintah di manapun yang mengambil sebuah kebijakan untuk sengsarakan rakyatnya sendiri,’’ demikian Louhenapessy. (PJ)