AMBON (info-ambon.com)- Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Cabang Ambon mengkritik keras pemberitaan salah satu media daring lokal yang menyebut Gubernur Maluku, Hendrik Lewerissa, “seperti anak kecil” dalam menanggapi penundaan sebuah agenda nasional.
IMM menilai narasi tersebut tidak hanya tendensius, tetapi juga mengaburkan substansi persoalan yang seharusnya dibahas secara objektif dan rasional.
Hal itu disampaikan Sekretaris Umum IMM Cabang Ambon, Muttaqien Heluth, dalam pernyataannya, Jumat (30/5/2025).
Ia menilai, kritik terhadap pejabat publik memang diperlukan, namun harus dilandasi oleh fakta, bukan dilontarkan secara emosional atau menyerang secara personal.
“Penundaan kegiatan nasional bukanlah semata-mata soal ketidaksiapan personal seorang kepala daerah, melainkan bagian dari proses administrasi dan pertimbangan teknis yang melibatkan banyak pihak,” ujar Muttaqien.
Ia mencontohkan, meskipun ada penyesuaian agenda, upacara Hari Kebangkitan Nasional ke-117 tetap berjalan khidmat, dihadiri oleh Wakil Gubernur dan jajaran Forkopimda. Hal ini, menurutnya, menunjukkan bahwa roda pemerintahan tetap berjalan dengan tertib dan profesional.
IMM melihat penyebutan “seperti anak kecil” sebagai bentuk delegitimasi simbolik, yaitu cara menjatuhkan otoritas seseorang melalui labelisasi negatif tanpa menyajikan konteks yang utuh.
“Kritik itu sehat, tapi mari kita mulai dari data, bukan dari asumsi atau emosi. Media punya tanggung jawab untuk menjaga marwah demokrasi, bukan justru mencederainya dengan narasi yang provokatif,” katanya.
IMM juga mengingatkan pentingnya peran media dalam menjaga ekosistem informasi yang sehat.
Menurut Muttaqien, di era digital seperti sekarang, tantangan bukan hanya dalam memproduksi berita, tetapi juga dalam menjaga agar berita tidak menjadi alat untuk menjatuhkan pihak tertentu secara tidak adil.
“Demokrasi bukan tempat untuk saling merendahkan, tapi ruang bersama untuk saling menguatkan,” tutupnya. (EVA)
Discussion about this post