AMBON (info-ambon.com)- Berdasarkan hasil pemantauan Kantor Perwakilan Bank Indonesia (Kpw BI) bahwa Hari Besar Keagamaan Nasional (HKBn) mendorong Inflasi Provinsi Maluku pada Mei tahun 2021 tercatat sebesar 0,74% (month to month/mtm), lebih tinggi dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang mengalami inflasi sebesar 0,18% (mtm).
“Perayaan HBKN mendorong inflasi utamanya pada kelompok transportasi serta kelompok bahan makanan, minuman dan tembakau. Adapun secara tahunan, Provinsi Maluku mengalami inflasi sebesar 0,85% (year on year/yoy), lebih rendah dari tingkat inflasi Nasional yang mengalami inflasi sebesar 1,68% (yoy),” kata Kpw BI Provinsi Maluku, Noviarsano Manullang dalam rilis yang di terima redaksi Info-ambon.com, Selasa (8/6/2021).
Dijelaskan, realisasi inflasi pada Mei 2021 masih lebih rendah dari target pencapaian inflasi tahun 2021 yang ditetapkan oleh Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Maluku sebesar 3,0±1% (yoy).
Sedangkan, kelompok transportasi, tarif angkutan udara mencatatkan inflasi ditengah pemberlakuan pembatasan mudik pada Idul Fitri tahun ini. Andil inflasi tarif angkutan udara pada Mei 2021 tercatat sebesar 0,22% (mtm).
“Secara umum, puncak inflasi tarif angkutan udara tersebut terpantau terjadi pada minggu pertama Mei 2021, khususnya saat pembatasan mudik belum diberlakukan. Adapun sejak adanya pembatasan mudik hingga akhir Mei 2021, inflasi tarif angkutan udara terpantau menurun,” jelas Manullang.
Selanjutnya, kelompok makanan, minuman, dan tembakau juga tercatat mengalami inflasi sebesar 1,22% (mtm) didorong oleh meningkatnya kebutuhan masyarakat pada bulan Ramadhan dan menjelang Idul Fitri 2021. Di sisi lain, curah hujan yang masih cukup tinggi pada Mei 2021 berdampak pada terganggunya pasokan komoditas perikanan antara lain seperti ikan selar, ikan cakalang, ikan kembung, dan ikan teri. Secara khusus, ikan selar dan cakalang tercatat menyumbang total sebesar 0,29% terhadap inflasi pada Mei 2021 ini.
Sementara itu, tekanan inflasi yang lebih tinggi di Provinsi Maluku tertahan oleh deflasi kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 0,05% (mtm). Deflasi pada kelompok ini disebabkan karena penurunan harga bioskop dan mainan anak masing-masing sebesar -10,56% (mtm) dan -5,54% (mtm), yang ditengarai terjadi karena preferensi pengeluaran masyarakat yang masih terfokus kepada barang-barang primer menjelang HBKN Idul Fitri. Melalui kegiatan pemantauan harga BI, dampak penurunan harga tiket bioskop terpantau mencapai mencapai lebih dari Rp10 ribu ketika akhir pekan.
Dalam rangka pemantauan inflasi dan melaksanakan fungsi pengendalian inflasi di Provinsi Maluku menjelang Idul Fitri, Kpw Provinsi Maluku melaksanakan rapat koordinasi dengan Pemerintah Provinsi Maluku dan Pemkot Ambon guna memastikan kecukupan kebutuhan bahan pokok, serta menekan risiko penyebaran COVID-19 ditengah mobilitas masyarakat yang meningkat. Adapun tindak lanjut dari pembahasan pengendalian inflasi diantaranya berkoordinasi dengan Disperindag dan BULOG Provinsi Maluku untuk memastikan kembali tercukupinya stok dan keterjangkauan harga bahan pokok di setiap gudang maupun pedagang di Provinsi Maluku. Koordinasi dengan ASDP Provinsi Maluku juga ditingkatkan dalam upaya memastikan kelancaran distribusi bahan pokok.
“Kpw BI Provinsi Maluku tetap berkomitmen menjaga stabilitas harga dan memperkuat koordinasi kebijakan dengan Pemda, baik di tingkat Provinsi maupun Kota/Kabupaten, guna mengendalikan inflasi 2021 sesuai dengan kisaran targetnya yaitu sebesar 3,0±1 persen.(EVA)