AMBON (info-ambon.com)-Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kota Ambon, Welly Patty melantik Guru dan Siswa pada SMP N 22 Ambon sebagai pengurus Sekolah Siaga Kependudukan (SSK). Pelantikan berlansung di Aula SMP N 22 Ambon, Rabu (10/11/2021). Pelantikan ini sesuai Undang-Undang Nomor 52 tahun 2019, tentang perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga.
Dalam sambutan, Patty mengatakan, SSK sebagai bagian dari upaya untuk mengintegrasikan pendidikan kependudukan, kedalam beberapa mata pelajaran, sehingga diharapkan para guru dan peserta didik, akan dapat mengerti serta tentunya memahami tentang berbagai permasalahan yang menyangkut dengan Kependudukan dan Keluarga Berencana, dalam rangka membentuk dan mewujudkan generasi berencana.
“Dengan adanya pemahaman dari para siswa tentang masalah kependukan ini, maka diharapkan para siswa akan dapat memiliki pengetahuan serta kesadaran tentang kondisi kependudukan, sehingga dengan adanya pengetahuan tentang Kependudukan tersebut, para siswa akan dapat semakin peduli, tentang betapa pentingnya kualitas hidup,” ujarnya.
Terdapat tiga mata pelajaran yang masuk dalam SKS, yakni, Agama, IPA, IPS.
Menurutnya, pelantikan kepengurusan SKS bagi Sekolah sebagai upaya peningkatan kualitas peserta didik melalui pendidikan kependudukan dan keluarga berencana.
“Sekolah yang mengintegrasikan pendidikan pembangunan keluarga kependudukan dari keluarga berencana (bangga kencana) ke dalam beberapa mata pelajaran sebagai materi pembelajaran, dimana didalamnya terdapat pojok kependudukan sebagai salah satu sumber belajar,” jelasnya.
Dijelaskan, peserta didik sebagai upaya pembentukan generasi berencana, agar guru dan peserta didik dapat memahami isu kependudukan.
“Guru harus mempunyai integrasi, dan kependudukan ke dalam pembelajaran sesuai dengan kurikulum yang ada,” ujar Patty.
Oleh karena itu, sebagai titik sentral pembangunan, yakni keberhasilan pembangunan sangat ditentukan oleh kualitas penduduk dan bukan oleh ketersediaan sumber daya alam.
“Keberhasilan pembangunan ditentukan dan merupakan konsekuensi dan pembangunan kependudukan, karena penduduk adalah objek dan subjek dari pembangunan,” terang Patty.
Selain itu, lanjut Patty mengatakan, pembangunan harus berpusat pada penduduk (people centered development), yaitu pembangunan yang berorientasi kepada potensi dan kebutuhan penduduk pembangunan belum sepenuhnya berwawasan kependudukan.
“Kuantitas penduduk laju dan jumlah penduduk struktur penduduk tidak menguntungkan kepadatan dan persebaran tidak merata,” ujarnya.
Diharapkan, SKS harus ada pembiasan setiap pagi di sekolah.
“Pembiasaan yang dimaksudkan di sini seperti setiap pagi harus menerapkan 5S, yakni Salam, Sapa, Senyum, Sopan, dan Santun. Dimana setiap pagi guru yang piket di pintu gerbang harus menyambut siswa masuk sekolah. Pemasangan slogan dan poster kependudukan serta pelajaran untuk memotivasi siswa dalam belajar dengan salam genre, menyanyikan yel-yel kependudukan,” tutup Patty.
Sementara itu, Kepsek SMP N 22 Ambon, A. Metekohy menambahkan, untuk pelantikan SSK yang mana telah masuk pada beberapa mata pelajaran yang ada di sekolah.
“Semoga guru serta siswa yang ditelah dilantik dapat menjalankan tugas mereka dengan baik, dan selalu menjadi panutan dalam mensukseskan SKS sebagai program pemerintah,” harap dia. (EVA)
Discussion about this post