AMBON (info-ambon.com)-Guna memberikan pemahaman yang lebih baik bagi para guru, orang tua akan jajanan anak di sekolah, Balai Pengobatan Obat dan Makanan (BPOM) Ambon menggelar Workshop Monitoring Evaluasi (Monev) progran intervensi Pangan Jajanan Anak Sekolah (PJAS), yang di buka lansung Direktorat Pemberdayaan Masyarakat dan Pelaku Usaha Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan, BPOM RI, Dini Ferdenia.
Dalam sambutannya, Dini Ferdenia mengatakan, program intervensi Pangan Jajanan Anak Sekolah (PJAS) merupakan proyek prioritas Nasional, dan saat ini telah memasuki tahun ketiga sejak tahun 2017.
Capaian sekolah yang diintervensi di Provinsi Maluku dan Kota Ambon sebanyak 407 sekolah dari target 318 sekolah.
“Ini sangat mengapresiasi karena melebihi target, yang terdiri dari SD, SMP/MTs, SMA dan SMK,” akuinya saat membuka kegiatan yang berlangsung di The City Hotel, Kamis (21/11/2019).
Dirinya memberikan apresiasi kepada BPOM Ambon dan OPD terkait dalam implementasi program intervensi keamanan PJAS ini. “Dan semoga menjadi tugas bersama kita untuk menjaga anak bangsa ini dari pengan yang tidak aman, serta silahturami ini tetap berlanjut,” tuturnya.
Sementara itu, Sekretaris Kota Ambon A.G. Latuheru, meminta agar kegiatan seperti ini dilaksanakan setiap tahun agar ada pemahaman yang merata terkait persoalan itu.
Kegiatan yang dilakukan secara serempak oleh BPOM dilakukan disemua daerah termasuk kota Ambon, dan saat ini, sekitar 22 sekolah di Ambon yang mendapat piagam bintang. Itu artinya 22 sekolah ini yang oleh BPOM Ambon menjadi fokus perhatian, dan ada 6 sekolah yang keluar sebagai juara.
“Bukan soal itu, sebenarnya yang menjadi utama adalah sekolah-sekolah yang mendapat piagam bintang dan juara, agar implentasi sekolahnya harus tetap dijaga,” ujarnya.
Dijelaskan, apabila ada petunjuk-petunjuk BPOM Ambon itu mestinya harus dijaga agar jajanan anak sekolah itu betul-betul bebas dari bahan-bahan kimia yang dilarang, seperti boras dan bahan pewarna serta pemanis.
“Semuanya harus digunakan sesuai dengan petunjuk kesehatan dan higinies. Jangan cuma karena ingin untung lebih lalu menggunakan bahan-bahan yang tidak betul. Iangat, kalau kita menyajikan jajanan anak sekolah itu yang tidak higinies dan menggunakan zat-zat kimia tertentu, maka sama dengan kita merusak genaris muda,” ungkapnya.
PJAS ini bukan hanya menjadi tanggung jawab sekolah dan BPOM saja, tapi ini menjadi tanggung jawab bersama baik komite, sekolah, dinas kesehatan, lingkungan hidup, kementerian agama, dan lebih pentingnya adalah orang tua.
“Dengan penghargaan yang telah diterima, saya berharap sungguh prestasi ini tetap dijaga supaya betul-betul bahan makanan yang dijual di sekolah terhindar dari bahan-bahan yang dilarang oleh Kementerian Kesehatan,” pintanya.
Lanjutnya, dari penilaian dirinya sendiri, sekarang kantin-kantin sekolah yang ada di Kota Ambon sudah bersih dan nyaman sehingga membuat anak-anak menjadi betah karena makanannya variatif.
Sedangkan, Kepala BPOM Ambon mengungkapkan, setiap sekolah memiliki management yang bertugas mengelola kantin masing-masing. Dengan managemen ini, Kota Ambon sangat luar biasa karena sangat responsif menindaklanjuti apa yang telah disepakati bersama.
“Progres untuk kantin sekolah sangat luar biasa dan kita sangat bersyukur karena dari 200 sekolah yang ikut Bimtek, 40 sekolah yang difokuskan untuk piagam bintang. Ini auditnya sesuai dengan parameter-parameter yang memang memiliki kantin sehat.
Makanya kita kerjasama dengan dinas terkait supaya dengan berbagai aspek dapat dinilai. 22 sekolah yang sudah memenuhi standar untuk kantin sehat dan kita seleksi lagi 6 yang mendapat gret tinggi,”paparnya.
Untuk itu, pihaknya tetap melakukan monitoring ke lapangan dengan cara mobil keliling (Mobling). Kita akan datang sekolah-sekolah yang ada di kota Ambon untuk melakukan pengujian secara cepat pakai repit teksi untuk jajanan yang ada di kantin sekolah. Tetap kita lakukan terus menerus dan tidak akan kita lepas,” jelasnya. (EVA)