Gubernur Maluku Titipkan Tiga Pesan Penting Dalam Acara Ekspresi Indonesia Muda

Pembukaan Ekspresi Indonesia Muda. Kegiatan yang dilaksanakan di Audiotorium Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ambon, Kamis.-dok-

AMBON (info-ambon.com)– Gubernur Maluku Murad Ismail melalui Assisten Bidang Administrasi Umum Sekda Maluku Habiba Saimima membuka dengan resmi Ekspresi Indonesia Muda. Kegiatan yang dilaksanakan di Audiotorium Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ambon, Kamis (19/05/2022).

Kegiatan tersebut merupakan agenda Badan Nasional Pencegahan Terorisme (BNPT) RI yang diselenggarakan oleh Forum Koordinasi Penanggulangan Terorisme (FKPT) provinsi Maluku.

Gubernur Maluku dalam sambutannya menyampaikan, agenda yang dikolaborasi BNPT dan FKPT Maluku terutama bagi para guru, yang memiliki peran penting dalam membentuk karakter anak didik, dan generasi muda kita sebagai pewaris masa depan negeri ini.

Dijelaskan, era globalisasi yang sarat dengan kemajuan iptek, mempengaruhi ancaman dari yang bersifat fisik menjadi multidimensional. Permasalahan keamanan yang komunikasi, dan informasi sangat munculnya bentuk-bentuk terkait dengan aksi-aksi kejahatan.

“Terorisme telah menjadi ancaman nyata bagi masyarakat. Dan merupakan sebuah ironis adalah ketika para pelaku tindakan yang tidak terpuji tersebut didominasi remaja dan generasi muda produktif,” jelasnya.

Dikatakan, dampak dari berbagai konflik yang identik dengan perilaku generasi muda yang marak identik saat ini salah satu penyebabnya adalah rendahnya pemahaman ideologi serta pedoman hidup yang ada pada setiap generasi muda.

“Sehingga mereka mudah terbawa hasutan oleh paham-paham yang berlawanan dengan norma agama nilai-nilai kebangsaan,” tandas Gubernur.

Oleh karena itu, Gubernur Maluku menitipkan tiga pesan, pertama, Gubernur Maluku secara pribadi dan institutis memandang bahwa tanggung jawab pencegahan radikalisme dan terorisme, baik yang dilakukan oleh individu maupun kelompok, bukan semata-mata menjadi tugas pemerintah semata tetapi juga menjadi tugas dan tanggungjawab seluruh elemen masyarakat maluku yang peduli pada perdamaian.

Apalagi di era digital ini, berita bohong serta informas hoax dan menyesatkan dapat dengan mudah memapar atau memperlihatkan anak-anak kita melalui media internet yang terkoneksi dengan berbagai system komunikasi yang ada.

“Disnilah peran aktif masyarakat atau kekuatan civil society sebagaimana yang telah direpresentasikan oleh para guru yang akan terlibat dalam kegiatan pada hari ini.”

Kedua, pihaknya menghimbau kepada seluruh untuk kaum muda meningkatkan kewaspadaan dan membentengi diri dari pengaruh ajakan kelompok radikal dengan meningkatkan kualitas karakter yaitu dengan mempelajari nilai religius dan nasionalisme.

“Melalui pembelajaran agama yang baik, tetapi tidak meninggalkan wawasan kebangsaan dan nasionalisme. Sehingga menjadi sosok agamis yang memiliki rasa nasionalis dengan nilai gotong royong, kemandirian, dan integritas.”

Ketiga, keberlangsungan masa depan generasi mendatang tentunya berada di tangan kita semua karena itu, melalui kegiatan ini, kesepahaman pandangan, serta berdiskusi dan berbagi pengetahuan serta informasi tentang kita dapat membangun potensi dan ancaman radikalisme dan terorisme di daerah.

Diskusi dimaksud tentunya menjadi tugas dan tanggung jawab seluruh elemen masyarakat dalam rangka melakukan langkah antisipasi sejak dini, dengan berbagai solusi yang efektif dan komprehensif.

“Dan kepada narasumber, saya menyampaikan terima kasih, atas apa yang nanti akan disampaikan, semoga bermanfaat bagi peserta sosialisasi ini, dalam pengembangan kehidupan berbangsa, bernegara dan bermasyarakat,” pungkasnya.

Hadir dalam kegiatan Assisten Administrasi Umum Sekda Maluku Ir. Habiba Saimima, Kepala Badan Kesbangpol Provinsi Maluku Daniel Eduard Indey, ketua FKPT Maluku Dr. Abdul Rauf beserta jajaran, Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Maluku Husen, Wakil Rektor II Dr. Husen Wattimena bersama jajaran, Teuku Fauzansyah, selaku pemateri Pusat BNPT RI dan Dr. Hasbolla Toisuta, pemateri Lokal dari Maluku.

Melibatkan 100 peserta berasal dari siswa SMA/MA/SMK di pulau Ambon, serta perwakilan organisasi kepemudaan di Maluku, kegiatan difokuskan dalam pelibatan pemuda dan pelajar dalam pencegahan radikalisme dan terorisme dengan pitutur kebangsaan. (EVA)

Exit mobile version