AMBON(info-ambon.com)– Gubernur
Maluku, Irjen. Pol. Drs. Murad Ismail pada acara Berbuka Puasa Bersama
Pemerintah Provinsi Maluku, TNI/Polri bersama masyarakat negeri Hitu, di
Jazirah Leihitu Kabupaten Maluku Tengah, Sabtu (25/5/2019) mengajak semua warga untuk menjadikan
momentum Bulan Suci Ramadhan sebagai bulan membangun solidaritas dan
kebersamaan, sehingga dapat tercipta suatu kehidupan yang penuh dengan cinta kasih, perdamaian dan saling kasih-mengasihi, baik
interen umat beragama, antar agama maupun antar agama dengan pemerintah.
Terlebih khususnya antar negeri-negeri bertetangga di Jazirah Leihitu.
Pasca aksi damai, 22 Mei lalu di Jakarta, dirinya juga menghimbau seluruh masyarakat di Maluku untuk tetap menjaga persatuan dan kesatuan diantara orang basudara dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika.
“Saya menghimbau generasi muda, masyarakat negeri Hitu, dan seluruh masyarakat Maluku, jangan terpancing dengan isu-isu yang menyesatkan, seperti berita Hoaks di media sosial, yang cenderung memprovokasi hubungan antar agama dan politik. Tetaplah menjaga persatuan dan kesatuan,” imbau gubernur.
Di lain sisi, gubernur juga menjelaskan sekaligus mengingatkan tentang ibadah puasa di Bulan Suci Ramadhan yang dilaksanakan umat Islam. Dikatakan Ramadhan yang dijalani selama 30 hari terdiri atas tiga (3) fase, yaitu fase Rahmat (kasih sayang atau kedermawaan), Maghfirah (ampunan) dan fase Itqun minan nar (pembebasan dari api neraka). Bila Ramadhan genap 30 hari, masing-masing fase terdiri atas 10 hari.
Pada 10 hari pertama, kata gubernur, sebagai umat Islam dianjurkan untuk memberikan sedekah, membantu tetangga, saudara-saudara, fakir miskin maupun kaum duafa.
“Kalau bisa, kita bantu. Kita bantu dengan apa yang kita punya. Tidak ada paksaan,” kata gubernur mengingatkan.
Kemudian 10 hari kedua di bulan Ramadhan adalah Maghfirah.
“Alhamdulillah, hari ini kita sudah menjalani ibadah puasa ke 20. Pada 10 hari kedua ini kita perbanyak dzikir, kita berdoa dan meminta kepada Allah SWT. Tidak dengan yang lain,” ujarnya.
Dan 10 hari terakhir di bulan Ramadhan adalah penghindaran diri dari siksa api neraka, dimana umat Islam dituntut dan diperintahkan untuk memperbanyak doa.
“Besok hari kita sudah masuk ke fase ketiga. Di fase ini, kita memperbanyak doa,” ungkapnya.
Kendati sudah berada pada fase ketiga, akan tetapi, fase pertama dan fase kedua, tetap di laksanakan. Kedermawanan, berdzikir dan memohon kepada Allah SWT, karena masing-masing fase merupakan paket di bulan suci Ramadhan.
Untuk itu, dirinya berharap, ibadah puasa di bulan suci Ramadhan ini, dapat dilaksanakan dengan penuh kekhusyuan, serta mampu menempa setiap insan manusia menjadi pribadi yang berkualitas dan menjadi sumber keberkahan untuk sesama manusia. (YM/PJ)