Gubernur Kunjungi Jembatan Ambruk Wai Kaka, Diprediksi Tuntas Mei 2021

Gubernur Maluku dan rombongan tinjau Jembatan Wai Kaka Desa Tala, Kecamatan Amalatu, Kabupaten Seram Bagian Barat, Rabu (12/8/2020). –istimewa-

TALA(info-ambon.com)- Gubernur Maluku, Murad Ismail melaksanakan kunjungan kerja ke jembatan Wai Kaka, Kecamatan Amalatu, Kabupaten Seram Bagian Barat, yang ambruk akibat dihantam banjir, Juni 2020 lalu.

Kunjungan kerja kali ini, Gubernur ditemani Bupati Seram Bagian Barat (SBB) M. Yasin Payapo, Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) XVI Ambon, Satrio Sugeng Prayitno, Kepala Dinas PUPR Provinsi Maluku, M. Marasabessy dan Kepala Dinas Perhubungan Maluku, M. Malawat, serta sejumlah Pimpinan OPD lainnya.

Gubernur beserta rombongan tiba di jembatan Wai Kaka Desa Tala sekitar pukul 13.00 WIT. Di sana, Murad memantau jembatan rusak tersebut.

Murad mendesak pihak terkait, agar membuat jembatan darurat guna mengantisipasi terjadinya hal yang tidak diinginkan serta memperlancar arus transportasi dan rotasi ekonomi yang menghubungkan tiga kabupaten, yakni SBB, Maluku Tengah (Malteng) dan Seram Bagian Timur (SBT).

Diperkirakan, lanjut Murad, pembangunan infrastruktur jembatan Waikaka bakalan rampung sekitar Mei 2021 mendatang. “Ya mei 2021 itu diperkirakan telah rampung,” tegasnya.

Keseringan cuaca buruk yang tidak menentu, menjadi kendala utama pihak BPJN dalam melaksanakan pekerjaan jembatan. Padahal berbagai hal menyangkut pekerjaan sudah disiapkan. Di sisi lain, pihaknya sedang mengupayakan agar secepatnya Wai Kaka dikerjakan dan rampung.

“Secapatnya, pasti akan dilakukan pembangunan, jika cuacanya membaik dan bersahabat,” tutur Satrio.

Usai melakukan kunjungan kerja, Gubernur dan rombongan juga menyempatkan waktu bersua bersama tokoh masyarakat tiga negeri, yakni Hualoy, Tomalehu dan Latu.

Sebelumnya, Toce Leuwol, PPK13 Provinsi Maluku saat ditemui wartawan beberapa waktu lalu juga mengatakan, pihaknya sementara akan membangun jembatan darurat guna memperlancar arus transportasi. Namun terkendala cuaca, sehingga terbengkalai hingga saat ini.

Sementara itu Angky, sopir angkot mengaku, pasca jembatan putus pendapatan mereka alami penurunan drastis. Apalagi ditambah dengan COVID-19, yang hingga kini masih melanda dunia, Indonesia dan Maluku.

“Jarang ada pemasukan, karena pendapatan kami tergantung penumpang. Ya bersyukur kalau ada pelanggan yang hubungi untuk antar,” katanya.

Dia berharap, pemerintah segera membangun jembatan putus tersebut, agar aktivitas mereka lancar seperti semula. Pasalnya, selain meresahkan sopir angkot, jembatan itu juga meresahkan warga di Kecamatan Amalatu dan tiga kabupaten lainnya.

“Kita berharap pemerintah segera membangun jembatan itu, supaya aktivitas kembali lancar. Kami juga bisa mendapat pemasukan dengan baik,” harapnya.(YAT)

Exit mobile version