AMBON (info-ambon.com)– Sedikitnya empat Desa/Negeri, dan Kelurahan di Ambon telah lolos dari stunting tahun 2022. Dan kasus stunting paling tinggi di Kota Ambon terdapat di Negeri Laha Kecamatan Teluk Ambon.
“Di tahun 2022 ini, ada 4 Desa/negeri dan kelurahan yang sudah lolos stunting, yakni Negeri Amahusu, Desa Galala, Kelurahan Mangga dua dan Amantelu,” kata Kepala Dinas Kependudukan Pengendalian dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kota Ambon, Welly Patty kepada info-ambon.com di Ambon, Rabu (23/11/2022).
Dikatakan, dengan lolosnya 4 Desa/Negeri dan kelurahan ini, karena Pemerintah Kota (Pemkot) Ambon di tahun 2022 menetapkan 38 Desa/Negeri, Kelurahan sebagai lokus stunting dengan verifikasi terhadap 13.122 anak dan terdapat 600 anak stunting dengan Prevalensi 4,6 % kemudian setelah dilakukan Validasi data hingga bulan Oktober 2022 ini masih terdapat 510 anak stunting.
“Dengan ditetapkan 38 lokus pada Desa/Negeri dan Kelurahan tersebut, dapat menurunkan angka stunting di Kota Ambon, jika dibandingkan dengan tahun 2019, 2020, tertinggi di tahun 2021,” jelas Patty.
Diakui, hingga bulan Oktober 2022, jumlah stunting mulai menurun.
“Tahun 2022 terdapat sebanyak 510 anak di Kota Ambon mengalami stunting. Memang data stunting sebelumnya di Kota Ambon sebanyak 600 anak, data dari Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-ppgbm), setelah kita melakukan koordinasi, audit stunting kemudian validasi data dengan semua tim, didalamnya ada Dinas Kesehatan, kepala desa, Raja, Lurah/camat di 5 Kecamatan. Nah 5 Kecamatan data valid itu sebanyak 510 anak,” akui Patty.
Dirinya menandaskan, tambah Patty, terdapat 5 penyebab stunting di Kota Ambon, yaitu asupan gizi, kalori, jumlah anggota keluarga, sanitasi, Asi ekslusif.
“Ternyata di Ambon yang paling tinggi itu pendapatan, penyebab stunting, yakni keasupan gizi dan pendapatan 201, sanitasi 110, pola asuh 199. Asupan gizi dan pola asuh kita intervensi dengan sosialisasi, karena ada keluarga kaya tapi anaknya stunting. Nah penyebabnya adalah pola asuh yang tidak benar, mungkin saja tiap hari kasih makan sarimi, sehingga membuat berat badan anak tidak baik, tetapi ada yang karena memang ASI ekslusif tidak diberikan secara sempurna,” demikian. (EVA)