AMBON(InFo AMbon) Elektabilitas Bakal Calon (balon) Gubernur Maluku, Said Assagaff lebih tinggi mengalahkan para kompetitornya dalam Pilkada Maluku 2018 nanti versi hasil lembaga survey Mitra Media Strategis (MMS).
Ir Said Assagaff, tertinggi elektabilitasnya untuk posisi Cagub Maluku
Direktur MMS, Ade Saputra mengungkapkan, dari survey yang dilaksanakan pada 1-15 September 2017 dengan mengajukan pertanyaan jika Pilkada dilaksanakan hari ini, maka siapa calon yang dipilih? Masyarakat memilih Assagaff sebagai Gubernur Maluku dengan prosentase 35,03 persen, disusul Tagop Soulissa (Bupati Bursel) 26,06 persen, Herman Koedoeboen 20,01 persen, prosentase 12,04 persen jawaban mengambang karena belum menjawab, tidak tahu atau rahasia, kemudian nama Murad Ismail 2,12 persen, Komarudin Watubun 2,02 persen, Bitsael Temmar 1,03 persen, Barnabas Orno 1,02 persen dan Johozua Max Yoltuwu 0,4 persen.
“Salah satu alasan responden memilih Assagaff karena kapabilitas dan kerja nyata (53,21 persen) serta berpengalaman di pemerintahan. Strong supporter Assagaff pun stabil di angka 28,91 persen, berbeda dengan lainnya yang bergeser jauh. Aspek popularitas petahana pun tinggi capai 91,07 persen dan kesukaan 75,04 persen. Diikuti Koedoeboen 82,01 persen populer dan 80,02 persen akseptabilitas dan Tagop Soulissa diangka 67,50 persen popularitas dan 85,90 persen menyukai. Tiga Cawagub bersaing di aspek popularitas dan akseptabilitas yakni Zeth Sahuburua (85,30 persen-70,20 persen), Vanath (81,70 persen-83,40 persen) dan Ruhulessin (79,90 persen-84,70 persen),” bebernya melalui rilis kepada media ini, Senin (02/10/17).
Dikatakan Saputra, jika pertarungan Pilgub Maluku terjadi lima atau tiga pasangan, maka petahana menang diangka maksimal 38 persen lebih. Demikian pula, head to head, Assagaff jadi terdepan di 45 persen dengan batas minimun 33,48 persen.
Namun, dari hasil survey yang mengambil sampel 1200 responden dengan margin error kurang lebih 2,9 persen, bila konteks berpasangan, maka persaingan kuat akan terjadi antara Assagaff dan wakilnya melawan duet Herman Koedoeboen-Vanath. Apalagi nanti jika head to head antara keduanya terjadi, maka Herman-Vanath bakal menang tipis.
“Kecuali Assagaff bersanding dengan Huwae atau Timisella akan menang. Dan Herman-Vanath tak dapat perahu menuju Pilkada. Prinsipnya, secara mayoritas 41,24 persen responden masih inginkan Assagaff jadi Gubernur dan tidak hanya 30,67 prsen. Dia tambahkan, penentuan wakil disini juga sangat menentukan, juga kepastian rekomendasi. Posisi dan arah PDI Perjuangan dalam survey sangat berpengaruh,” ungkap Saputra.
Sementara itu, peneliti MMS, Deny Firmansyah menambahkan, secara garis besar opini masyarakat terkait menginginkan kembali Assagaff dan mau Gubernur baru relatif tidak seimbang dengan kerja elektoral kandidat. Dengan demikian, incumbent dianggap sangat berpeluang menang apabila kompetitor tidak lakukan kerja efektif.
“Dengan metode Multi Stage Random Sampling, instrumen kuesioner, model wawancara tatap muka yang kita lakukan, memberi penegasan kemungkinan terjadi pergeseran opini,isu dan pilihan politik sangat ditentukan penentuan pasangan wakil dan rekomendasi Parpol. Juga segmentasi tokoh sebagai central endorse harus mendapat perhatian serius seiring dengan tingkat presentasi isu money politik,” tutup Denny.
Pada bagian lain surveynya soal posisi calon Wakil Gubernur, Vanath memenangi pertarungan dengan elektabilitas 25,2 persen, disusul Jhon Ruhulessin 12,12 persen, Zeth Sahuburua 9,1 persen, Edwin Huwae 7,6 persen, Anderias Rentanubun 7,4 persen, Mozes Rudi Timisella 7,1 persen, Hendrik Lewerissa 5,1 persen, Michael Wattimena 5,2 persen, Habiba Pellu 4,4 persen, Melky Frans 1,2 persen dan Everd Kermite 1,1 persen. (IA-IE)
Discussion about this post