AMBON (info-ambon.com)-Ekspor Maluku pada Februari 2023 mencapai US 0,64 juta dolar berasal dari komoditas non migas. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Maluku, Asep Riyadi mengatakan, komoditas non migas dari kelompok ikan dan udang berupa ikan tuna (fresh tuna whole, frozen tuna loin), ikan kerapu, ikan kakatua, ikan rajabau, dan kepiting bakau (live crab).
“Nilai ekspor Februari 2023 turun sekitar 89,26 persen dibandingkan nilai ekspor Maluku bulan Januari 2023 (US$ 5,98 juta) yang berasal dari komoditas barang nonmigas yaitu kelompok ikan dan udang,” katanya kepada wartawan di kantornya, Senin (3/4/2023).
Dikatakan, ekspor Maluku periode Januari sampai Februari 2023 berasal dari komoditas nonmigas senilai US$ 6,62 juta berupa kelompok ikan dan udang yaitu ikan tuna, ikan kerapu, ikan kakatua, ikan rajabau, kepiting bakau dan udang vannamei. Disebutkan, perbandingan nilai ekspor Maluku periode Januari sampai Februari 2023 terhadap periode yang sama tahun 2022 menunjukkan peningkatan sekitar 307,73 persen.
“Pada Februari 2023 ekspor Maluku dilakukan ke negara anggota ASEAN senilai US$ 0,02 juta ke Singapura. Ekspor dari Maluku ke negara di kawasan Asia lainnya senilai US$ 0,62 juta yaitu ke Hongkong (US$ 0,41 juta), dan Jepang (US$ 0,21 juta). Ekspor terbesar pada periode ini menuju Hongkong. Ekspor ke Tiongkok dan Australia mengalami penurunan nilai ekspor masing-masing sekitar 100,00 persen dibandingkan Januari 2023. Pada periode ini tidak ada ekspor ke negara luar kawasan Asia,” jelasnya.
Dikatakan, Maluku melakukan ekspor ke negara anggota Asean pada periode Januari s.d Februari 2023, menuju Singapura senilai US$ 0,03 juta atau mengalami penurunan 11,65 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2022.
“Pada kawasan negara Asia lainnya yaitu Tiongkok memiliki nilai ekspor tertinggi yang selanjutnya diikuti oleh Hongkong. Ekspor ke kawasan negara Asia lainnya mengalami peningkatan sekitar 710,37 persen, dimana peningkatan terbesar terjadi di Tiongkok yaitu sekitar 27.124,07 persen. Negara tujuan ekspor Maluku pada Januari s.d Februari 2023 didominasi oleh Tiongkok dengan nilai US$ 5,51 juta atau 83,32 persen dari total ekspor Maluku,” lanjut Riyadi.
Sementara, ekspor Maluku pada bulan Februari 2023 melalui Pelabuhan Yos Sudarso, Tual dan Bandara Pattimura. Pada bulan ini tidak ada ekspor melalui Pelabuhan Bula, Dobo, dan Lirang. Jika dibandingkan dengan bulan Januari 2023, terlihat terjadi penurunan nilai ekspor pada Pelabuhan Yos Sudarso sekitar 94,56 persen dan peningkatan pada Bandara Pattimura sekitar 104,82 persen.
“Perbandingan nilai ekspor Maluku periode Januari sampai Februari 2023 terhadap periode yang sama tahun 2022 menunjukkan peningkatan terbesar terjadi di Pelabuhan Yos Sudarso sebesar 384,38 persen, sebaliknya pada Bandara Pattimura mengalami penurunan sebesar 0,32 persen. Secara keseluruhan, ekspor Maluku terbesar dilakukan di Pelabuhan Yos Sudarso di Ambon yakni mencapai 93,40 persen,” pungkas Riyadi. (EVA)