AMBON (info-ambon.com)-Ekspor Maluku pada Agustus 2024 mencapai US$ 1,05 juta berasal dari komoditas non migas.
“Komoditas non migas dari kelompok ikan dan udang berupa tuna segar, ikan beku, kerapu dan kepiting hidup. Nilai ekspor Agustus 2024 naik sekitar 153,61 persen dibandingkan nilai ekspor Maluku bulan Juli 2024 (US$ 0,41 juta) yang berasal dari komoditas non migas,” kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Maluku, Maritje Pattiwaellapia dalam keterangannya kepada wartawan di Kantornya, Kamis (3/10/2024).
Pattiwaellapia menyampaikan, ekspor Maluku periode Januari hingga Agustus 2024 berasal dari komoditas migas senilai US$ 11,22 juta dan nonmigas senilai US$ 23,63 juta berupa kelompok ikan dan udang yaitu ikan
tuna, kerapu, ikan laut, ikan beku, udang beku, biota laut lainnya beku dan kepiting (live crab)
serta kelompok lainnya berupa getah karet dan hasil pencetakan khusus.
Perbandingan nilai ekspor Maluku periode Januari s.d Agustus 2024 terhadap periode yang sama tahun 2023 menunjukkan penurunan sekitar 26,29 persen ke negara luar kawasan Asia yaitu ke Amerika Serikat yakni tuna segar senilai US$ 0,04 juta.
“Ekspor Maluku ke negara anggota ASEAN sepanjang periode Januari s.d Agustus 2024, senilai US$ 3,01 juta atau mengalami peningkatan sekitar 142,70 persen dibanding periode yang
sama tahun 2023 (US$ 1,24 juta),” jelasnya.
Sebaliknya, lanjut Pattiwaellapia, nilai ekspor Maluku ke kawasan Asia lainnya
mengalami penurunan sekitar 30,45 persen terhadap periode yang sama tahun sebelumnya.
Penurunan nilai ekspor tersebut terjadi di Korea Selatan (-100,00 persen), Jepang (-25,19
persen) dan Tiongkok (-10,89 persen).
“Demikian halnya, nilai ekspor ke negara di luar Asia juga mengalami penurunan sekitar 64,17 persen. Sepanjang periode Januari hingga Agustus 2024 ini, negara tujuan ekspor didominasi oleh Tiongkok dengan andil sekitar 76,19 persen
dari total ekspor Maluku,” lanjut dia.
Ketika dirincikan, dari beberapa pelabuhan ekspor di Maluku, ekspor Maluku pada bulan Agustus 2024 melalui 2 pelabuhan muat yaitu Pelabuhan Yos Sudarso dan Bandara Pattimura. Jika dibandingkan dengan bulan Juli 2024, terlihat terjadi peningkatan nilai ekspor pada Pelabuhan Yos
Sudarso sekitar 258,67 persen, dan Bandara Pattimura sekitar 27,12 persen.
“Perbandingan nilai ekspor Maluku periode Januari hingga Agustus 2024 terhadap periode yang sama tahun 2023 menunjukkan terjadi penurunan di Pelabuhan Yos Sudarso sebesar 37,51 persen dan Bandara Pattimura sekitar 4,64 persen. Nilai ekspor periode Januari-Agustus 2024 di Pelabuhan Tual mengalami peningkatan sekitar 58,85 persen dari US$ 0,18 juta menjadi US$ 0,29 juta dan Pelabuhan Bula sekitar 0,54 persen. Secara keseluruhan, ekspor Maluku periode Januari-Agustus 2024 terbesar dilakukan melalui Pelabuhan Yos Sudarso di Ambon
yakni mencapai 59,63 persen,” tutup Pattiwaellapia. (EVA)