AMBON (info-ambon.com)-Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Maluku, Asep Riyadi, menyampaikan ekspor Maluku pada Juli 2022 mencapai US$ 7,14 juta berasal dari komoditas non migas.
“Komoditas non migas dari kelompok ikan dan udang berupa ikan tuna (fresh tuna whole, tuna sirip kuning), ikan kerapu, ikan kakatua, ikan rajabau, kepiting bakau (live crab) dan udang vannamei. Nilai ekspor Juli turun sekitar 73,62 persen dibandingkan nilai ekspor Maluku bulan Juni 2022 (US$ 27,05 juta) yang berasal dari komoditas barang migas berupa minyak petroleum mentah dan non migas yaitu kelompok ikan dan udang,” katanya dalam rilis tertulis yang diterima redaksi info-ambon.com di Ambon, Kamis (1/9/2022).
Dikatakan, ekspor Maluku Januari–Juli 2022 berasal dari komoditas migas berupa minyak petroleum mentah sebesar US$ 26,33 juta dan komoditas non migas senilai US$ 21,98 juta berupa ikan tuna (fresh tuna whole, fresh tuna saku, fresh tuna loin, frozen yellowfin tuna loin, frozen yellowfin tuna steak, tuna sirip kuning), frozen grouper, red snapper, mackerel, cumi-cumi, ikan kerapu hidup, ikan kakatua, ikan rajabau, udang (vannamei shrimp), kepiting bakau (live crab), gum copal produk alami untuk industri, pala dan bubuk bunga pala (mace powder), minyak kayu putih (eucalyptus oil) serta spareparts untuk mesin lainnya.
Hal ini jika bandingkan nilai ekspor Januari–Juli 2022 terhadap periode yang sama tahun 2021 menunjukan peningkatan sekitar 50,85 persen.
“Pada Juli 2022 ekspor Maluku dilakukan ke negara anggota ASEAN senilai US$ 0,05 juta ke Singapura. Ekspor dari Maluku ke negara di kawasan Asia lainnya sebesar US$ 7,09 juta yaitu ke Hongkong sebesar US$ 0,37 juta, Jepang sebesar US$ 0,09 juta, dan Tiongkok sebesar US$ 6,63 juta,” jelas Riyadi.
Disebutkan, ekspor terbesar pada periode ini menuju negara Tiongkok. Sementara itu, ekspor ke negara Malaysia, Hongkong, Jepang, dan India mengalami penurunan nilai ekspor masing-masing sebesar 100,00; 23,10; 59,70 dan 100,00 persen dibandingkan Juni 2022.
Maluku melakukan ekspor ke Negara anggota ASEAN pada periode Januari-Juli 2022, yang terbesar menuju Singapura senilai US$ 3,20 juta atau mengalami peningkatan 1.389,32 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2021.
Pada Kawasan Negara Asia Lainnya yaitu India memiliki nilai ekspor tertinggi yang selanjutnya diikuti oleh Tiongkok dan Jepang.
“Ekspor ke Tiongkok mengalami peningkatan 139,39 persen, dan sebaliknya ekspor ke Jepang mengalami penurunan sebesar 33,59 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2021,” lanjut Riyadi.
Negara tujuan ekspor Maluku pada Januari-Juli 2022 didominasi oleh negara India dengan andil sebesar 54,58 persen dari total ekspor Maluku.
Selain itu, lanjut Riyadi, ekspor menurut pelabuhan muat selama bulan Juli 2022 melalui 3 pelabuhan yaitu Pelabuhan Yos Sudarso, Bandara Pattimura dan Tual. Pada bulan ini tidak ada ekspor melalui Pelabuhan Dobo, Bula dan Lirang.
“Jika dibandingkan dengan bulan Juni 2022 maka terlihat terjadi penurunan nilai ekspor pada Bandara Pattimura sekitar 43,26 persen dan Pelabuhan Bula sekitar 100,00 persen,” terang
Perbandingan nilai ekspor Maluku periode Januari-Juli 2022 terhadap periode yang sama tahun 2021 menunjukkan peningkatan sebesar 50,85 persen.
“Peningkatan disebabkan oleh naiknya nilai ekspor yang terjadi di Pelabuhan Yos Sudarso sekitar 155,74 persen dan Pelabuhan Bula sekitar 23,79 persen. Secara keseluruhan, ekspor Maluku terbesar dilakukan di Pelabuhan Bula yakni mencapai 54,50 persen,”demikian Riyadi. (EVA)