AMBON (info-ambon.com)- Angka kemiskinan di Maluku menjadi warisan turun temurun. Pasalnya, pada 2024 turun tapi tidak melebih tahun 2022 lalu, yaitu 16,05 persen.
Melihat hal tersebut, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD Provinsi) Maluku Benhur Watubun mengatakan, masalah serius yang menjadi warisan turun-temurun di daerah itu adalah angka kemiskinan.
“Salah satu masalah serius yang terus-menerus diwariskan kepada kita adalah problem kemiskinan yang masih fluktuatif,” kata Benhur Watubun dalam rapat paripurna pengucapan sumpah/janji pimpinan DPRD Provinsi Maluku, Senin, (28/10/2024).
Watubun menandaskan, pada 2022 angka kemiskinan di Maluku mengalami penurunan menjadi 15,97 persen, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS).
“Namun pada 2023, naik menjadi 16,42 persen, dan pada 2024 turun tapi tidak melebih tahun 2022 lalu, yaitu 16,05 persen,” ungkapnya.
Dijelaskan, secara persentase, penduduk miskin yang tersebar di wilayah perdesaan lebih besar daripada mereka yang tinggal di kota.
“Penduduk miskin wilayah kota hanya 5,14 persen. Sedangkan penduduk miskin di desa masih tinggi yaitu 24,43 persen,” terangnya.
Olehnya itu, pihaknya mengajak semua pihak, baik DPRD, Pemerintah Daerah, dan seluruh pemangku kepentingan di Maluku untuk terus bekerjasama, bergotong royong memperbaiki setiap kekurangan untuk kebaikan bersama.
“Mari sama-sama kita melihat dan memperbaiki kekurangan bersama di Provinsi Maluku ini,” ajak Watubun. (EVA)