AMBON (info-ambon.com)-Dinas Pengendalian Penduduk Dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kota Ambon menggelar lomba Sekolah Siaga Kependudukan (SSK) di SMPN 19 Ambon, Selasa (7/6/2022).
Kepala DPPKB Kota Ambon, Welly Patty mengatakan, sejak ditetapkan SMPN 19 Ambon sebagai SSK, maka Sekolah ini sudah mulai menata ruang-ruang, terutama ruang kelas sebagai tempat, dimana anak bisa mengenal lebih dalam terkait Kependudukan, membaca dan berkomunikasi.
“Dengan membaca, lalu lahirnya pojok baca sebagai media interkasi anak-anak. Disitu pula, mereka dapat membaca buku yang berhubungan dengan Kependudukan, karena SSK materinya terintegrasi dengan beberapa mata pelajaran termuat juga rencana di dalam proses pembelajaran. Karena tidak semua mata pelajaran mengakomodasi materi tentang Kependudukan, misalnya mata pelajaran Agama, IPA PKN, Boologi dan IPS,” katanya kepada info-ambon.com di SMPN 19 Ambon, Selasa (7/6/2022).
Dijelaskan, program Pemerintah untuk BKKBN Provinsi untuk. Itu kita suport semua kegiatan yang ada.
“Jadi dalam lomba SSK ini, Kami DPPKB Ambon yang menjadi juri. Kedepan semua Sekolah akan mengikuti SSK, supaya anak bisa mengetahui perkembangan kependudukan, tetapi bagaimana kita mengendalikan, menyiapkan mereka mulao saat ini, untuk menjadi dewasa, menjadi seorang ibu dan bapak yang baik, dan dua anak cukup,” terang Patty
Dikatakan, lanjut Kadis, penilaiannya dari pojok baca yang disiapkan SMP N 19 Ambon. Untuk semua anak-anak senang.
“Kepala Sekolah punya ide untuk membentuk pojok baca di dalam kelas. Terkadang pada saat jam istirahat ada anak-anak tidak keluar untuk bermain di luar ruangan, dan ketika mereka tidak diluar, mereka bisa membaca dalam kelas,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Sekolah SMPN 19 Ambon Novy Gaspersz menjelaskan, pojok baca di dalam kelas juga disediahkan buku yang berhubungan dengan Kependudukan, mengingat SMPN 19 merupakan SSK.
“Sejak ditetapkan sebagai Sekolah siaga Kependudukan, maka SMPN 19 sudah mulai menata ruang-ruang, terutama ruang kelas sebagai tempat dimana anak bisa mengenal lebih dalam terkait Kependudukan dengan membaca dan berkomunikasi,” ujarnya
Dikatakan, rata-rata siswa di SMPN 19 adalah ekonomi menengah, sehingga tidak semua siswa memiliki android, hal itu terlihat pada pembelajaran daring di masa pandemi Covid-19, dimana hanya 50 persen siswa yang mengikuti pembelajaran daring. Sementara 50 persen lainnya tidak.
Diakuinya, selain pojok baca, SMPN 19 juga pernah mengikuti lomba karya ilmiah, bagaimana memadukan dan mengembalikan lagi permaianan tradisional. (EVA)