AMBON(inFo AMbon)– Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) akan mengandeng Dokter gigi kota Ambon melakukan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 di wilayah Maluku yakni Tehoru, Saparua, Nusalaut, Salahutu, Seram Utara Timur Kobi dan Aru Selatan, daerah riset tersebut ditentukan langsung oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Maluku yang bekerjasama dengan Kementrian Kesehatan.
Menurut Ketua Tim Pelatihan Nasional untuk Maluku, drg Sri Wahyuni, riskesdas yang ada dilakukan oleh dokter gigi adalah untuk bagian kesehatan gigi dan mulut. Untuk riskesdas ini juga tidak akan diikuti oleh semua dokter gigi yang ada di Ambon karena ditunjuk beberapa orang untuk turun menjadi tim dalam riset yang dilakukan. “Nanti yang bersedia boleh ikut tapi kalau tidak ada yang bersedia maka akan ditunjuk langsung oleh PDGI,” ujarnya kepada wartawan di Ambon, Rabu (31/1/2018).
Dokter gigi, yang akan melakukan riset adalah beberapa dokter gigi yang ada pada daerah yang telah masuk dalam daerah riset untuk tahun 2018. Hal ini dilakukan untuk menghindari biaya yang terlalu besar dan agar dokter gigi yang telah berada disana lebih paham terkait dengan daerah tempat tugasnya.
Ia menyatakan, untuk pemilihan daerah untuk diriset sendiri itu berdasarkan beberapa syarat diantaranya jumlah penduduk terbanyak dalam suatu daerah maupun wilayah yang jauh dari jangkauan kesehatan.
“Pemilihannya biasanya berdasarkan jumlah penduduk terbanyak atau wilayah-wilayah tertentu yang misalnya jauh dari jangkauan kesehatan. karena kalau jauh bagaimana kesehatan gigi mereka,” ujannya.
Ia menjelaskan, dokter gigi belum pernah turut mengambil bagian dalam proses riset yang dilakukan selama ini sehingga dengan adanya kesempatan ini maka harus dapat dimanfaatkan sebaik mungkin. “Ini kami nantinya untuk gigi dan mulut kalau dulu dokter gigi tidak pernah terlibat sekarang dokter gigi yang terlibat. ini program nasional jadi selama lima tahun itu selalu dilakukan bulan kesehatan secara nasional,” terangnya.
“Jadi kalau dari gigi targetnya harus mencapai status kesehatan gigi dan mulut secara nasional, sebab kesehatan gigi dan mulut berarti dokter gigi yang akan turun untuk survei,” ungkapnya.
Ia menambahkan, untuk riset ini sendiri hanya akan berlangsung selama satu hari tapi untuk menuju proses tersebut ada persiapan-persiapan yang harus dilakukan. Dan sebagai ketua tim riskesdas Maluku maka dirinya dan beberapa teman akan melakukan pelatihan bagi para dokter gigi yang akan menjadi periset.
“Pelaksanaan sensusnya satu hari juga ada persiapan-persiapan yang panjang sementara laporannnya nanti langsung ke Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Litbangkes),” tutupnya.(IA-EVA)