AMBON(info-ambon.com)-Doa Untuk Ambon kembali dilgelar. Kegiatan ini dilaksanakan jajaran Aparatur Sipil Negara (ASN) Pemerintah Kota (Pemkot) Ambon pasca bencana gempa bumi yang mengguncang Ambon.
Setelah Sabtu (28/9/2019) doa dilaksanakan ASN beragama Kristen Protestan dan Khatolik, maka Minggu (29/9/2019) kemarin, doa yang sama dilaksanakan oleh ASN beragama Islam bertempat di Rumah Jabatan Wakil Walikota Ambon.
Wawali mengajak seluruh ASN Muslim untuk tetap berdoa dan meminta perlindungan hanya kepada ALLAH SWT karena segala yang terjadi dimuka bumi ini atas kehendaknya.
Wakil Walikota (Wawali) Ambon Syarif Hadler dikesempatan itu menjelaskan bahwa peristiwa gempa merupakan fenomena alam yang pernah dirasakan sebagian besar umat manusia di seluruh dunia.
Pasca gempa lanjutnya,banyak beredar isu yang meresahkan warga, untuk itu Wawali meminta ASN Muslim dapat memberikan pemahaman kepada masyarakat agar tidak panik dan khawatir yang akhirnya dapat mengancam dan membahayakan keselamatan warga itu sendiri.
Sementara itu, Ustadz Bakri Asatri dalam ceramahnya sampaikan bahwa setiap peristiwa yang menimpa umat manusia selalu ada hikmahnya untuk itu dirinya mengingatkan untuk selalu berpegang dan bersikap sebagaimana tuntunan dan ajaran Agama.
Dalam merefleksikan peristiwa gempa Ambon, Ustadz Bakri kemudian mengkisahkan peristiwa Nabi Nuh As dimana umatnya tidak beriman dan mendustakan perintah Tuhan.
Diakhir ceramahnya Ustadz Bakri meminta ASN untuk selalu berserah diri hanya kepada Allah SWT dan tidak bersandar pada akal, persepsi dan ilmu pengetahuan.
“Jadikanlah Allah SWT sebagai pegangan dalam hidup kita. Karena orang-orang yang mengandalakan kekuatan dirinya akan hancur, orang-orang yang mengandalkan logikanya akan lumpuh tapi orang-orang yang berpegang kepada Allah SWT tidak pernah gagal,”tutupnya.
Sebelumnya, Walikota Ambon Sabtu (28/9/2019) dalam kegiatan berdoa untuk Ambon di rumah dinas Walikota Ambon, dengan pendoa Rev. Suezette Hettingh sampaikan, saat ini masyarakat Kota Ambon masih sangat gelisah, risau dan takut akan isu-isu yang beredar, banyak hal yang sudah dilakukan pihak Pemerintah, lewat sosialisasi-sosialisasi dan penjelasan maupun pemberitaan terkait namun disadari kegelisahan tersebut tidak teratasi karena gencarnya isu-isu yang beredar melalui media-media sosial.
“Kemajuan teknologi bisa membawa dampak baik, namun juga berdampak negatif. Seperti halnya dengan penyebaran-penyebaran isu yang membawa kepanikan dan kegelisahan kepada masyarakat,” terang Walikota.
Dirinya mengakui, sebagai masyarakat yang beragama, kepada Tuhanlah kita harus berserah dan memohon belas kasihan.
“Ditengah-tengah situasi yang ramai dengan isu yang terlanjur meluas dan yang mencemaskan. Tidak ada cara lain, selain berdoa, untuk mendapat jawaban dari semua kerisauan kita,” jelas Walikota.
Dengan berdoa, kita semakin bijak dan semakin tenang dalam menghadapi setiap permasalahan hidup.
Rev. Suezette Hattingh dalam refleksinya mengatakan, masyarakat Kota Ambon tidak bisa membandingkan dirinya dengan pulau lain, kota lain, karena sesungguhnya bukan patokan sebagai pembanding.
“Jikalau kita menyadari sesungguhnya ini adalah cobaan yang dari Tuhan untuk mengajak kita kembali kepada-Nya, berubahlah dan yakinilah bahwa Tuhan sanggup mengubah semua bencana menjadi sukacita bagi umat yang berserah,” terangnya.
Dirinya juga mengajak masyarakat untuk tidak mempercayai informasi-informasi yang mencemaskan melainkan berserah kepada Keagungan Tuhan.
“Apabila ada yang mengatakan ini waktunya Tuhan untuk menghukum/menghakimi Ambon dan Maluku, Tuhan punya rencana untuk Ambon dan Maluku karena Tuhan sanggup mengubah musibah menjadi berkat,” tutupnya. (HMS/PJ)
Discussion about this post