Ditetapkan UNESCO, Pemkot Ambon: Ini Jerih Juang Semua Pihak

Direktur AMO, Ronny Lopies, Wawali Ambon, Syarif Hadler dan Sekretaris Kota Ambon, Tonny Latuheru; Ambon Kota Kreatif Dunia Berbasis Musik versi UNESCO.-PJ-

AMBON(info-ambon.com)-Setelah ditetapkan UNESCO sebagai salah satu kota kreatif dunia berbasis Musik pada 30 Oktober 2019 di Paris-Perancis, Pemerintah Kota (Pemkot) Ambon menyampaikan penghargaan dan apreseasi kepada semua pihak yang ada di Kota Ambon.

Wakil Walikota (Wawali), Syarif Halder dalam keterangan pers yang berlangsung di balaikota, Kamis (31/10/2019), menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu mewujudkan Ambon sebagai Kota Musik Dunia.

‘’Penetapan UNESCO ini, tidak lepas dari sumbangsih baik Ambon Music Office (AMO), Awak Media, seluruh Musisi-musisi baik yang ada di Kota Ambon maupun musisi-musisi berdarah Ambon Maluku yang ada diluar serta semua warga kota Ambon,” kata Wawali.

Wawali menambahkan, menjadi kota musik dunia, bukanlah akhir dari semuanya, namun sebaliknya menjadi tantangan baru bagi Kota Ambon.

“Karena kedepan makin banyak tugas-tugas yang harus kita selesaikan secara bersama-sama. Berbagai fasilitas pendukung Ambon Kota Musik Dunia akan kita lengkapi,” tandas Wawali.

Ditempat yang sama, Direktur Ambon Music Office (AMO), Rony Loppies mengatakan, hasil yang dicapai tidak lepas dari kerja keras bersama antara AMO, Pemerintah Kota, Bekraf, serta para stakeholder lainnya.

“Saya bersama para anggota AMO lainnya hanya bekerja sesuai apa yang dicanangkan Pemerintah Kota Ambon dalam menjadikan Ambon sebuah kota dengan kualitas internasional yang berada pada kondisi jejaring kota kreatif. Ini bukan pekerjaan yang gampang, tapi kami sepenuhnya didukung oleh berbagai pihak,” kata Direktur AMO.

Lanjut kata Direktur, sebagai catatan, Kota Ambon hanya membutuhkan sekali saja mendaftarkan diri dan langsung disetujui dan ditetapkan sebagai Kota Kreatif versi UNESCO.

“Saat ini tercatat ada 3 Kota di Indonesia yang ditetapkan sebagai Kota Kreatif versi UNESCO, antara lain Pekalongan, Bandung dan Ambon sendiri,” ucapnya.

Ronny pun mengakui setelah penetapan, pekerjaan berat menanti, mengingat sistem evaluasi yang dilakukan UNESCO setiap 2 tahunnya.

“Karena itu diharapkan ekosistem bermusik di Kota Ambon harus tetap dikembangkan, karena itu kita harus tetap bekerjasama, sinergitas antar masing-masing stakeholder tetap harus terjaga. Dan musik tetap menjadi ujung tombak, sektor unggulan di Kota ini dan menjadi prioritas,” jelas Ronny.

Dia juga sampaikan, semua kritik, masukan, sinisme yang dialamatkan kepada AMO selama ini, tidak pernah membuat AMO patah arang, sebaliknya, dengan kemampuan yang ada terus bekerja dan bekerja untuk menggapai apa yang sudah diprioritaskan itu.(HMS/PJ)

Exit mobile version