TIAKUR (info-ambon.com)-Sebanyak 343 warga Pulau Moa, Kabupaten Maluku Barat Daya (MBD) Provinsi Maluku menggungsi akibat badai siklon tropis terjadi pada 8- 9 Mei 2019.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Maluku Barat Daya (MBD), Jhon Pattinama kepada Info-ambon.com, melalui Whatsapp, Minggu, (12/5/2019), merincikan warga yang mengungsi dan berdomisili di Kecamatan Moa, Pulau Moa, Kabupaten MBD, Kelurahan Tiakur, Laki-laki dewasa sebanyak 30 orang, Perempuan 20 orang, Anak Laki-laki 10, Perempuan 6 orang, dan Bayi perempuan 2 orang.
Dusun Weet, Desa Tounwawan, Pulau Moa, Kabupaten MBD, dewasa Laki-laki 260 orang, Perempuan 233 orang, anak laki-laki 14 orang, perempuan 43 orang, bayi laki-laki 2 orang, anak perempuan 4 orang, lanjut usia laki-laki 7 orang, dan perempuan 6 orang.
Sementara di Dusun Poliwu, Desa Tounwawan, Pulau Moa, Kabupaten MBD Laki-laki dewasa 41 orang, perempuan 45 orang, anak laki-laki 25 orang, anak perempuan 24 orang, bayi perempuan 2 orang.
Dikatakan, kerusakan lain seperti rumah dan prasarana pemerintah juga ditimbulkan akibat bibit siklon tropis yang melanda sejumlah wilayah di Kabupaten Maluku Barat Daya (MBD) sejak 8-9 Mei 2019 lalu tersebut.
Menurutnya berdasarkan hasil analisa Tropical Cyclone Warning Centre (TCWC) Jakarta terpantau adanya bibit siklon tropis yang melanda kabupaten Kepulauan Tanimbar (KKT), MBD, Perairan Selatan Ambon, Laut Banda Bagian Utara, Perairan Kepulauan Kai, Perairan Kepulauan Aru.
Selain itu, Laut Arafuru Bagian Tengah, Laut Banda Bagian Selatan, Kepulauan Sermata dan Letti sehingga mengakibatkan terjadi cuaca buruk dengan dampak bencana alam di KKT dan MBD.
Badai yang terjadi selama dua hari tersebut, menyebabkan meluapnya air pada embung milik Balai Wilayah Sungai (BWS) Maluku, karena tinggi muka air naik sehingga air tampungan di dalamnya melimpah dan merendam permukiman masyarakat di beberapa titik.
Banjir yang melanda dusun Poliwu juga menyebabkan gedung Sekolah Dasar Kristen Poliwu tidak bisa digunakan karena tinggi muka air mencapai 1,5 meter. Sementara banjir terjadi di Kota Tiakur ketinggian muka air antara 60 centimeter hingga 1,5 meter dan warga menggungsi gedung serbaguna. “Hingga saat ini, tim BPBD masih di lapangan meniventarisasi data kerusakan rumah dan prasarana umum lainnya sementara jumlah jiwa terdampak juga baru sebagian desa yang terhimpun, ” tutup Pattinama.(EVA)