Disdik Sementara Lakukan Penyusunan Konsep Belajar Tatap Muka

Kadis Pendidikan Kota Ambon, DR Fahmy Sallatalohy.

AMBON (info-ambon.com)- Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Ambon sementara melakukan penyusunan konsep terkait dengan penerapan proses belajar secara langsung atau belajar tatap muka.

Kepala Dinas Pendidikan Kota Ambon, Fahmy Salatalohy mengatakan, berdasarkan Surat Keputusan Bersama (SKB) yang telah diteken oleh 4 Menteri yakni, Menteri Pendidikan, Menteri Agama, Menteri Kesehatan dan Menteri Dalam Negeri bahwa pelaksanaan pembelajaran tatap muka itu akan dilaksanakan pada Januari 2021.

Namun jika sedikit dilirik ke belakang, pembelajaran tatap muka di Indonesia sudah pernah dibuka, tapi kembali ditutup karena pertimbangan klaster baru yang muncul di sekolah. “Jadi, kalau mengacu pada SKB 4 menteri itu, maka tentu dilimpahkan kepada kepala daerah setempat. Bagi Kota Ambon sendiri, jika orang tua tidak setuju, maka kebijakan belajar tatap muka itu tidak bisa diterapkan,” Kata Salatalohy kepada wartawan di Balai Kota Ambon, Senin (14/12/ 2020).

Dikatakan, saat ini Disdik Kota Ambon telah diminta untuk melakukan telaah menyangkut dengan teknis pembelajaran tatap muka oleh Walikota Ambon, Richard Louhenapessy. Apakah nanti ada MoU dengan para orang tua bersama komite sekolah atau seperti apa, nanti dilihat juga.

Soal kesiapan melaksanakan pembelajaran tatap muka, Dinas Pendidikan Kota Ambon telah mengaturnya. Hanya saja masih menunggu perintah dati Walikota. Karena semua keputusan ada di Walikota.

“Apakah prosesnya di mulai dari kelas kecil dulu atau kelas besar dulu, nanti kita lihat kondisi yang ada nanti. Tetapi, jika dijalankan, tentu tidak bersifat normal, tetap mengedepankan protokol kesehatan dengan kapasitas 50 persen agar tidak ada oenumpukan. Jadi sistematikanya disesuaikan dengan kondisi,” tuturnya.

Telaah yang dilakukan oleh Disdik dalam menghadapi situasi new normal ini tentu tidak terlepas dari edaran SKB 4 Menteri dan juga petunjuk teknis (juknis) yang telah dikeluarkan oleh Walikota Ambon.

“Tetap berada dalam koridor itu, tinggal bagaimana kita melihat implementasinya di lapangan. Karena orang tua belum seluruhnya setuju soal pembelajaran tatap muka ini,” tandasnya.(EVA)

Exit mobile version