AMBON (info-ambon.com)-Sebanyak 10 Diplomat senior dari Afganistan melakukan kunjungan di Kota Ambon pada 19-22 Juli 2019. Kunjungan ini guna belajar perdamaian dan toleransi di Ambon.
Tadi malam, Minggu (21/7/2019), 10 Diplomat senior dari Afganistan dan rombongan Kementrian Luar Negeri Republik Indonesia dijamu makan malam oleh Pemerintah Kota (Pemkot) sekaligus sharing.
Jamuan makan malam dilakukan di rumah dinas Walikota Ambon, Richard Louhenapessy. Tuan rumah menghadirkan lengkap pendampingnya. Ada Wakil Walikota Ambon, Sekertaris Kota, Kapolres Pulau Ambon dan Pp Lease, Ketua Pengadilan Negeri, Dandim 1504, Kepala Kejaksaan Negeri Ambon, para tokoh agama, Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB), Majelis Ulama Indonesia, Sinode GPM, serta tak lupa para pejabat senior di lingkup Pemkot Ambon.
Sebagai kota yang sementara menunggu hasil penetuan UNESCO sebagai kota kreatif berbasis musik, tentu pada acara akbar itu, hiburan music menjadi agenda yang tak kalah pentingnya. Penyerahan Cinderamata oleh Walikota Ambon kepada Perwakilan Diplomat senior Afganistan turut mewarnai acara tersebut.
Walikota Ambon, Richard Louhenapessy dalam sambutan selamat datangnya menyampaikan, dirinya selaku walikota dan masyarakat Ambon pada umumnya merasa senang, karena 10 diplomat senior asal Afganistan sudah berkunjung di Kota Ambon. Kunjungan ini menjadi suatu kehormatan bagi Pemkot dan masyarakat Kota Ambon, kunjungan merupakan tanda kepedulian bagi Ambon.
“Kita sambut dengan sukacita atas kehadiran para tamu, pengalaman luar biasa dikunjungi tamu dari Afganistan, bangga dengan Presiden RI, Joko Widodo saat berkunjung mendapat apresiasi dari Afganistan, dan Pempus lewat Kementerian Luar Negeri (Kemenlu),’’katanya.
Diakui, Kota Ambon merupakan kota kecil, namun namanya besar, di minati orang Eropa karena merupakan pusat rempah-rempah, dan sudah masuk usia 440 tahun.
Selain itu, ia memaparkan pula tentang kondisi Kota Ambon yang terdiri dari luas wilayah, kondisi geografis, serta wilayah administratif kota.
Tak lupa dirinya menceritakan soal kondisi Kota Ambon pasca konflik sosial pada tahun 1999 atau 20 lalu, yang mengakibatkan hancurnya fasilitas umum dan juga instansi pemerintah. Namun dengan semangat yang kuat, pemerintah dan segenap masyarakat Kota Ambon lantas bangkit untuk berbenah diri dan melakukan pembangunan-pembangunan pasca konflik.
“Ambon disebut manise karena sikap orang Ambon yang sangat ramah dalam menyambut tamu. Filosofi orang Ambon itu seperti pohon sagu, yang dari luar kelihatannya sangat sangar, tetapi isinya putih bersih. Begitu juga orang Ambon, meskipun wajahnya seram, tetapi hatinya baik, dan kultur kota disatukan lewat music sebagai alat perekat, selain itu, hubungan antara pimpinan, baik itu TNI/Polri itu sangat-sangat harmonis” tandasnya Louhenapessy.
Sementara itu, Direktur Asia Selatan dan Tengah Kementerian Luar Negeri Indonesia, Ferdy Nico Yohannes Piay , dalam sambuatnnya memberikan apresiasi yang setingi-tinginya kepada Walikota Ambon, Wawali dan seluruh jajaran atas sambutan yang luar biasa, dan begitu banyak hospility yang di berikan saat kami melakukan kunjungan di Kota Ambon bersama 10 Diplomat senior Afganistan. Kunjungan di Kota Ambon merupakan bagian dari rangkaian citibiling untuk 10 diplomat senior Afganistan yaitu, satu komitmen saat kunjungan Presiden Afganistan di IIndonesia yang di sampaikan Presiden Joko widodo pada 2017 yang lalu.
“Kunjungan ini di tegaskan kembali pada saat Presiden RI melakukan kunjungan yang monumental setelah 50 tahun, melakukan kunjungan ke Kabul Afganistan, komitmen Indonesia ini bagian dari komitmen besar, karena Negara Indonesia di nilai sebagai Negara yang dapat memberikan contoh teladan, dan tidak memiliki kepentingan apapun di kawasan Indonesia. Indonesia di nilai pas untuk menunjukan toleransi keberagaman untuk dapat hidup dan konflik dapat di selesaikan secara damai, khusunya Negara yang telah 40 tahun dilanda konflik berkepanjangan, tidak henti-hentinya Afganistan sangat memberikan Indonesia untuk memberikan kontribusi,’’ujar dia
Oleh karena itu, selama tiga hari kita berada di Kota Ambon, para peserta telah berkesempatan bertemu baik pejabat pemerintahan Provinsi, Pemkot, maupun tokoh pengajar, dan jajaran pemangku kepentingan untuk memberikan kesempatan belajar, pengetahuan tentang toleransi, perdamain, kerukunan, mempelarajari tentang masyarakt Ambon menjunjungan tolereransi bagi mereka.
“Bagi Afganistan tentunya bagi 10 Diplomat senior diantara mereka adalah calon pejabat tinggi di kementerian, untuk bisa memberikan pengalaman mereka, apa yang mereka ketahui kepada bangsanya, karena saat ini bangsa Afganistan masih dilanda konflik yang luar biasa, baik itu antar suku, bisa dibantu penyelesainnya oleh Indonesia,’’ katanya.
Ditambahkan, apa yang kita menilai di Ambon itu sangat penting perdamaian Afganistan kedepan, dan diharapkan kerjasama ini terus dilakukan serta di perkuat, untuk 10 Diplomat senior ini.
Sedangkan Perwakilan Diplomat Afganistan, Hamed Khurasani , menyampaiakan sangat senang berada di Kota Ambon, dan kedatangan mereka ke Kota Ambon untuk belajar tentang perdamaian dan toleransi. Namun sebelumnya tiba di Ambon kami telah menngunjungi Kemenlu untuk berdiskusi terkait dengan toleransi, dan keragaman.
“Di Indonesia itu, terlihat sekali keberagaman dan memang, masyarakatnya sangat menjunjung tinggi keberangamanya, kami melihat Indonesia hidupnya penuh dengan kekeluargaan dan harmoni, dan terlihat banyak ras, suku yang hidup di sini namun hidup kekeluargaannya sangat tinggi, dan kesan kami di Indonesia ini hidupnya santai namun pekerja keras, dan jujur sangat menarik. Dan memang apa yang di katakan pak Walikota tadi, kota Ambon sendiri kami menilai bisa menjadi Kota Musik dunia, kita melihat melalui musik bisa mempererat tali persaudaran,’’ akunya.
10 Diplomat Senior Afganistan yang mengunjungi Indonesia yakni, Ghaffar Jamshidu, Abdul Wahab Rahimi, Abdulzaman Akbari, Asef Naderi, Faridullah Malizai, Fawzia Habib, Hamed Khurasani, Jamal Nasir, Gharwal, Jangyalai Hakimi, Mohammad Amin Yaqoubi.(EVA)