AMBON (info-ambon.com)-Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Ambon, Wendy Pelupessy menegaskan, tingginya angka kasus human immunodeficiency virus (HIV) di Kota Ambon itu bagus.
Saat ini, jumlah kasus HIV di Kota Ambon sendiri sudah mencapai 2.279 kasus, namun akumulasi itu sejak tahun 1994-2018. ‘’Untuk keseluruhan kasus HIV di Ambon, dari 1994-2018 tercatat sebanyak 2.279 kasus,’’ jelasnya Jumat (28/6/2019) di Ambon.
Tingginya kasus HIV di Ambon masih juga terjadi sampai sekarang. Data Dinkes Kota Ambon, terkini periode Januari-Mei 2019, kasus yang tercatat sebanyak 40 kasus HIV positif.
‘’Semakin tinggi kita menemukan kasus, maka itu semakin bagus. Artinya, petugas Dinkes Kota Ambon bekerja maksimal untuk melakukan pendataan bagi warga di Ambon,’’ paparnya.
40 kasus yang baru ditemukan petugas Dinkes Ambon tersebut berasal dari berbagai kalangan seperti waria, lelaki sesama lelaki atau homoseks, ada ibu rumah tangga dan ada juga ibu hamil, dan Pelaku Seks Komersial (PSK).
“Untuk penderita HIV yang dinyatakan positif melalui pemeriksaan darah langsung dilakukan pembinaan dan pemberian obat ARV, tugas kita menjelaskan penyebab, tanda dan gejala seperti apa dan kita mengobati,” jelas dia
Untuk 40 kasus baru di tahun 2019 ini, penderita yang berasal dari ibu hamil sendiri sebanyak 20 persen atas sebanyak 8 orang. Hal ini diketahui, karena setiap pemeriksaan yang dilakukan di puskesmas untuk ibu hamil dibarengi dengan pemeriksaan HIV.
Dijelaskan, Kota Ambon disebut untuk tingginya kasus HIV itu bagus dan membuktikan kalau Dinkes selalu melakukan pelacakan untuk kasus tersebut sehingga akan meminimalisir penularannya ke orang lain.
“Jadi artinya semakin teman-teman semakin lebih banyak ke lapangan lebih mendapat ke kondisi yang kini, sehingga kita bisa langsung lakukan pengobatan. Kalau misalnya mereka minum obat teratur dan terus menerus, maka mereka bisa terhindar dari AIDS,” tuturnya
Menurut Pelupessy, tak hanya pemeriksaan di Puskesmas saja yang dilakukan oleh petugas, tapi juga ditempat yang beresiko penyebaran HIV. Dan Dinkes melakukan pemeriksaan di waktu malam mengingat tempat beresiko tersebut biasanya dipadati pada saat malam hari.
“Kita datangi tempat karaoke, tempat beresiko di belakang Amplaz, di Pattimura Park. Itu tempat-tempat transaksi yang beresiko dan kami turun langsung pemeriksaan darah dan kalau positif kita kasih pembinaan. Ibu rumah tangga juga ada mereka punya komunitas seperti itu jadi kita turun itu di komunitas,” jelasnya.
Dengan pemeriksaan yang dilakukan oleh Dinkes, penderita lebih banyak masih berada pada tahap HIV dan itu baik karena dapat segera dilakukan pengobatan.
“Itu yang kita cegah untuk menekan tingginya angka kasus HIV, dan harapan umur mereka masih lebih panjang kalau misalnya mereka minum obat ARV teratur, ia juga menghimbau kepada masyarakat yang merasa beresiko terinfeksi HIV untuk melakukan pendeteksian dini,”tutup Pelupessy.(EVA)