Di Maluku, SMK Lulus 98,92 Persen, SMA Lulus 99, 24 Persen

Plt Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Maluku DR. Ir. Insun Sangadji.

AMBON (info-ambo.com)– Plt Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Maluku DR. Ir. Insun Sangadji, mengatakan tingkat kelulusan secara keseluruan untuk SMK di Maluku yakni 98,92 persen, sementara untuk SMA mencapai 99,24 persen atau dengan prosentase 99,08 persen.

“Jadi memang hanya yang ada adalah kelulusan. Yang telah melaksanakan UNBK kan SMK, tetapi tidak dinilai, karena ada 7 Provinsi tidak UNBK. Jadi yang ada cuma kelulusan berdasarkan penilaian di sekolah,” tutur Sangadji, kepada wartawan, saat memberikan konferensi Pers, Rabu (13/05/2020).

Sangadji menjelaskan, selama ini memang kelulusan ditentukan oleh ujian sekolah. UNBK itu, hanya digunakan untuk keperluan masuk Perguruan Tinggi atau yang lain-lainya.

“Kalau saya mau lihat sebenarnya sama dengan tahun-tahun lalu, tahun lalu juga kelulusan ditentukan oleh ujian sekolah. Jadi selama ini, tidak ada kelulusan ditentukan oleh Ujian Nasional,” ujarnya.

Karena, menurut Sangadji, kalau kita mau mengikuti yang benar Ujian Nasional, mungkin seperdua dari Indonesia ini ada yang tidak lulus.

Oleh sebab itu, Pemerintah mengambil kebijakan untuk menggunakan saja Ujian Sekolah sebagai penentuan kelulusan.

“Jadi kita lihat, kelulusan secara keseluruan untuk SMK, totolnya untuk Provinsi Maluku 98,92 persen. SMA kelulusan secara keseluruan 99,24 persen,” akuinya.

Kata Sangadji, saya tidak bisa membandingkan dengan yang lalu, mengapa kita tidak punya data disini dengan yang lama.

Disini hasil kelulusan kan ditentukan oleh nilai raport, itu yang banyak kemudaan ada disitu, tapi saya yakin bahwa ini murni. Ini hasil murni.

“Jadi kita tidak bisa bilang bawa kelulusan sekarang ini, memang ada Covid, tapi dari dulu-dulu begini juga. Tidak sampai 100 persen, yang tidak lulus semua itu semua yang tidak aktif, sementara yang aktif semua lulus. Jadi tidak sampai 100 persen, karena banyak yang DO dan putus sekolah. Kalau yang aktif tetap diluluskan. Kita harus ikut himbauan dari pa Presiden bahwa pada kondisi Covid ini kan semua harus diluluskan. Tapi, kita mau luluskan bagaimana kalau siswa tidak mengikuti Ujian, sudah lama tidak ada sehingga tidak mungkin kan,” paparnya.

Jadi, lanjut Sangadji, ini kenapa tidak 100 persen, itu bukan berarti ada yang tidak lulus berdasarkan penilaian bukan, tapi karena dia tidak ada dan tidak ikut ujian, maka dinyatakan tidak lulus.

Ditambahkan, jumlah siswa SMA yang terdaftar mengikuti ujian sebanyak 23.032 orang siswa, yang ikut ujian sebanyak 22.857 siswa, yang tidak ikut ujian 175 orang siswa, dan yang lulus 22.857 orang siswa.

Sementara untuk SMK, jumlah siswa yang terdaftar mengikuti ujian sebanyak 6.671 orang siswa yang ikut ujian 6.599 orang siswa, 72 orang siswa tidak mengikuti ujian, dan lulus 6.599 orang siswa. (DIK)

Exit mobile version