WAHAI (info-ambon.com)– Agenda demokrasi lima tahunan yakni Pemilihan Umum Tahun 2024 yang diikuti seluruh warga negara tanpa terkecuali dapat terlaksana juga di balik tembok Lapas yang diikuti oleh para pelanggar hukum atau warga binaan. Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) yang digelar secara serentak di seluruh Indonesia itu diikuti oleh jajaran Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas III Wahai pada Rabu (27/11/2024).
Kepala Lapas Wahai, Tersih Victor Noya, mengatakan Pilkada 2024 yang diselenggarakan bertujuan untuk memfasilitasi warga binaan agar tetap dapat menggunakan hak pilihnya meski berada dalam lingkungan pemasyarakatan.
“Meskipun warga binaan berada didalam tembok Lapas namun demokrasi tetap hidup karena mereka juga adalah warga negara Indonesia yang mempunyai hak pilih,” singkatnya.
Bertempat di halaman dalam tembok Lapas, proses pemungutan suara yang dikuti oleh 41 warga binaan itu diawasi ketat dari pihak penyelenggara pemilu yaitu Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Maluku Tengah termasuk Pihak Kepolisian. Para warga binaan pun terlihat antusias memberikan hak suara mereka dengan tetap mematuhi prosedur pemilu yang telah ditetapkan termasuk penggunaan tinta sebagai penanda pemilih.
Kalapas selanjutnya menyampaikan apresiasi atas kerja sama dengan KPU dan pihak terkait yang memungkinkan pelaksanaan Pilkada berjalan lancar di lingkungan Lapas Wahai. “Kami sangat berterima kasih karena untuk pertama kalinya mendapat jatah TPU Khusus sebagai wujud pemenuhan salah satu hak warga binaan. Hak pilih adalah hak dasar yang tidak boleh hilang meski mereka sedang menjalani pembinaan. Pelaksanaan Pilkada di Lapas Wahai merupakan wujud nyata dari prinsip pemasyarakatan yaitu membangun kesadaran hukum bagi warga binaan sekaligus agar mereka memahami pentingnya partisipasi dalam kehidupan demokrasi. Alhamdulilah, Pelaksaan Pilkada di TPU Khusus 901 Lapas Wahai dapat berjalan dengan lancar, aman, dan tertib. Pelaksanaan Pilkada di Lapas Wahai menjadi bukti nyata komitmen pemerintah dalam memastikan inklusivitas demokrasi termasuk bagi warga binaan yang sedang menjalani masaa pembinaan di dalam Lapas,” jelas Tersih.
“Pelaksana Pilkada tersebut pun mendapat tanggapan positif dari berbagai pihak. Salah satu warga binaan, MI, yang turut berpartisipasi menyampaikan rasa terima kasih atas kesempatan yang diberikan. “Kami merasa dihargai, meskipun berada di sini, hak kami tetap diakui,” ungkapnya. (EVA)