AMBON (info-ambon.com)-Kota Ambon membuat gebrakan baru. Sampah kini diubah menjadi beras. Mesinnya sederhana, yakni mesin penukar. Mesin ini dioperasikan tanpa bahan bakar, tanpa computer dan tanpa jaringan WIFI, sebab hanya manual saja.
Kepala dinas lingkungan hidup dan persampahan (DLHP) Kota Ambon, Lucia Izaak mengatakan, Pemerintah Kota (Pemkot) Ambon berencana memberlakukan ide sampah yang bakal ditukar dengan beras lewat bank sampah. Hal ini dimaksudkan selain membangun kesadaran masyarakat untuk peduli dan mengurangi penggunaan sampah, tetapi juga ada timbal balik bernilai ekonomis dari kepedulian itu.
Pertimbangan sampah ditukar dengan beras karena masalahnya untuk mencari dan mengumpulkan sampah plastik misalnya gelas aqua satu kilo saja butuh waktu lama dan banyak. Selain butuh waktu, kemudian harganya murah ketika dibawa ke penadah, hanya Rp 6-7 ribu per kilo.
“Tujuannya ingin merangsang supaya bagaimana orang bisa hasilkan sampah satu hari satu kilo, entah mau dapat dari rumah, orang atau darimana bisa disetor ke bank sampah, nanti ada subsidi dari pemerintah. Ketika dapat satu kilo sampah akan ditukar satu kilo beras seterusnya sesuai yang ditukarkan. Kalau lebih dari itu, dapat beras plus uang lagi untuk motivasi. Itu rencana ide yang ingin dibangun Pemkot kedepan,”katanya kepada wartawan di Balai Kota Ambon, Selasa (7/5/2019).
Dijelaskan, memang semuanya akan terkait dengan anggaran. Sehingga harus dirancang secara baik dulu baru dilaksankan. Tapi yang pasti, didalam tahun anggaran 2019 ini realisasinya. Sementara ketersediaan bank sampah di kota Ambon, yang aktif sekarang ada delapan (8) bank sampah. Lokasinya di kawasan Pohon Pule, kemudian di Negeri Batu Merah, dua di Hative Besar, di Desa Wayame, dua di Negeri Passo dan satu di Desa Amahusu.
“Tentang animo masyarakat ke bank sampah memang fluktuatif. Soalnya adalah mencari sampah sekilo itu tidak gampang,’’ demikian Izaak.(EVA)