AMBON (info-ambon.com)- Berdasarkan hasil pemantauan Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Maluku di 3 kabupaten/kota, pada Desember 2024 terjadi inflasi y-to-d dan inflasi y-on-y sebesar 1,28 persen, atau terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 105,64 pada Desember 2023 menjadi 106,99 pada Desember 2024. Tingkat deflasi m-to-m sebesar 0,41 persen.
“Inflasi y-on-y terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya 8 indeks kelompok pengeluaran, yaitu: kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 8,11 persen; kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 5,43 persen; kelompok kesehatan sebesar 4,70 persen; kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 1,52 persen; kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,95 persen,” ungkap Kepala BPS Provinsi Maluku Maritje Pattiwaellapia didampingi Pj Gubernur Maluku, Sadali Ie , dalam keterangannya kepada wartawan di Kantornya, Kamis (2/1/2025)
Dijelaskan, perkembangan IHK Provinsi Maluku Desember 2024 kelompok pendidikan sebesar 0,85 persen; kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 0,78 persen; dan kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,14 persen.
“Kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan indeks, yaitu: kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 2,62 persen; kelompok transportasi sebesar
1,61 persen; dan kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,38 persen,” terang Pattiwailapia.
Sementara itu, komoditas yang dominan memberikan andil/sumbangan inflasi y-on-y pada Desember 2024, antara lain: beras, nasi dengan lauk, emas perhiasan, bawang merah, sigaret kretek mesin (SKM), tomat, kopi bubuk, sawi hijau, sigaret putih mesin (SPM), bawang putih, tarif kendaraan roda 4 online, ikan asap, ayam goreng, sepeda motor, shampo, daun singkong, sigaret kretek tangan (SKT), minyak goreng, labu siam/jipang dan popok bayi sekali pakai/
diapers. Sedangkan komoditas yang memberikan andil/sumbangan deflasi y-on y, antara lain: cabai rawit, tarif angkutan udara, ikan selar/kawalinya, ikan layang/mumar, ikan cakalang, ikan tongkol/komu, kangkung, bensin, cabai merah, pisang, daging ayam ras, baju kaos tanpa kerah/t-shirt pria, bahan bakar rumah tangga, lemon, buku tulis bergaris, terong, ikan kakap merah, pepaya, ketela pohon dan deodorant.
Sedangkan, lanjut Pattiwailapia, komoditas yang dominan memberikan andil/sumbangan deflasi m-to-m pada Desember 2024, antara lain: ikan selar/kawalinya, lemon, tarif angkutan udara, ikan tongkol/komu, ikan layang/mumar, ikan cakalang, ikan tuna, cabai rawit, cabai merah, daun melinjo, talas/keladi, kangkung, deodorant, semangka, popok bayi sekali pakai/diapers, daging ayam ras, televisi berwarna, jahe dan daun sereh.
Komoditas yang memberikan andil/sumbangan inflasi m-to-m, antara lain: bawang merah, tomat, buncis, bawang putih, kacang panjang, sabun detergen bubuk, sepeda motor, labu siam/jipang, telur ayam ras, beras, minyak goreng,
baju anak stelan, bayam, sawi hijau, kayu balokan, wortel, ikan kembung/lema, tahu mentah dan seragam sekolah wanita.
“Pada Desember 2024, kelompok pengeluaran yang memberikan andil/sumbangan inflasi y-on-y, yaitu: kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 0,58 persen; kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,44 persen; kelompok makanan,
minuman dan tembakau sebesar 0,27 persen; kelompok kesehatan sebesar 0,09 persen; kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,07 persen; kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,05 persen; kelompok pendidikan sebesar 0,03 persen; dan kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,02 persen,” lanjut dia.
Sedangkan kelompok pengeluaran yang memberikan andil/sumbangan deflasi y-on-y, yaitu kelompok transportasi sebesar 0,22 persen; kelompok rekreasi, olahraga, dan
budaya sebesar 0,03 persen; dan kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,02 persen.
Makanan, Minuman, dan Tembakau
Kelompok ini pada Desember 2024 di Provinsi Maluku mengalami inflasi y-on-y sebesar 0,78 persen atau terjadi kenaikan indeks dari 107,26 pada Desember 2023 menjadi 108,10 pada Desember 2024.
Subkelompok yang mengalami inflasi y-on-y tertinggi yaitu subkelompok rokok dan tembakau sebesar 9,33 persen dan terendah yaitu subkelompok minuman yang tidak beralkohol sebesar 8,37 persen.
Sementara subkelompok minuman beralkohol mengalami deflasi y-on-y tertinggi sebesar 14,67 persen diikuti subkelompok makanan sebesar 0,77 persen. Kelompok ini pada Desember 2024 memberikan andil/sumbangan inflasi y-on-y sebesar 0,27 persen.
Komoditas yang dominan memberikan andil/sumbangan inflasi y-on-y, yaitu: beras sebesar 0,43 persen; bawang merah sebesar 0,25 persen; sigaret kretek mesin (SKM) sebesar 0,19 persen; tomat dan kopi bubuk sebesar 0,17 persen; sawi hijau, sigaret putih mesin (SPM) dan bawang putih sebesar 0,09 persen; ikan asap sebesar 0,07 persen; daun singkong, sigaret kretek tangan (SKT), minyak goreng dan labu siam/jipang sebesar 0,04 persen; kue basah, kelapa, ikan tuna, kacang panjang, telur ayam ras dan buncis sebesar 0,03 persen; tempe, mie kering instant, pepaya muda dan gula pasir sebesar 0,02 persen.
Sedangkan komoditas yang dominan memberikan andil/sumbangan deflasi y-on-y, yaitu: cabai rawit sebesar 0,37 persen; ikan selar/kawalinya sebesar 0,24 persen; ikan layang/mumar sebesar 0,23 persen;
ikan cakalang sebesar 0,20 persen; ikan tongkol sebesar 0,17 persen; kangkung sebesar 0,16 persen; cabai merah sebesar 0,13 persen; pisang sebesar 0,09 persen; daging ayam ras sebesar 0,07 persen; lemon dan terong sebesar 0,03 persen; ikan kakap merah, pepaya, dan ketela pohon sebesar 0,02 persen; pir, bir, bunga pepaya, lada/merica dan kentang sebesar 0,01 persen.
Diketahui, kelompok ini pada Desember 2024 memberikan andil/sumbangan deflasi m-to-m sebesar 0,30 persen.
“Komoditas yang dominan memberikan andil/sumbangan deflasi m-to-m, yaitu: ikan selar/kawalinya sebesar 0,31 persen; lemon sebesar 0,18 persen; ikan tongkol/komu sebesar 0,13 persen; ikan layang/mumar sebesar 0,09 persen; ikan cakalang sebesar 0,04 persen; ikan tuna, cabai rawit dan cabai merah sebesar 0,03 persen; daun melinjo, talas/ keladi dan kangkung sebesar 0,02 persen; semangka, daging ayam ras, jahe dan daun sereh sebesar 0,01 persen. Sedangkan komoditas yang dominan memberikan andil/sumbangan inflasi m-to-m, yaitu: bawang merah sebesar 0,17 persen; tomat sebesar 0,15 persen; buncis sebesar 0,06 persen; bawang putih sebesar 0,04 persen; kacang panjang dan labu siam/jipang sebesar 0,03 persen; telur ayam ras, beras dan minyak goreng sebesar 0,02 persen; bayam, sawi hijau, wortel, ikan kembung/lema dan tahu mentah sebesar 0,01 persen,” Pattiwailapia. (EVA)
Discussion about this post