AMBON (info-ambon.com)-Guna mencegah penyakit filariasis atau kaki gajah, Dinas Kesehatan (Dinkes) mengambil 600 sampel darah masyarakat tersebar di lima Kecamatan di Kota Ambon.
Dimana, pengambilan sampel darah dilakukan pada malam hari, yakni pukul 22.00 Wit. Sebab saat pada waktu malam seseorang bisa diketahui apakah mengidap filariasis atau tidak.
“Pengambilan sampel darah 600 warga yang tersebar di lima kecamatan di kota Ambon dilakukan pada malam mulai pukul 22.00 Wit selama 4 hari. Hal ini untuk mengetahui mengidap filariasis atau kaki gajah tersebut,” kata Kepala Dinkes Ambon, Wendy Pelupessy kepada wartawan di Ambon, Jumat (3/6/2022).
Dikatakan, penyebaran filariasis melalui nyamuk tidak bisa diprediksi, sehingga dilakukan upaya penanggulangan yakni pengambilan dan pemeriksaan darah.
Penyakit kaki gajah ditularkan saat seekor nyamuk menghisap darah seseorang yang mengandung anak cacing Filaria yang disebut mikrofilaria, menjadi parasit di dalam tubuh nyamuk selama lebih kurang dua minggu dan berubah menjadi larva L3.
Saat nyamuk menggigit dan menghisap darah orang lain, larva L3 tersebut masuk ke dalam tubuh orang tersebut, tumbuh dan berkembang selama berbulan-bulan menjadi cacing Filaria dewasa di dalam pembuluh dan kelenjar getah bening (kelanja limfa) manusia. Berbulan-bulan kemudian, cacing filaria dewasa mampu menghasilkan cacing-cacing kecil mikrofilaria yang beredar aktif di peredaran darah tepi pada waktu malam hari, namun saat siang hari mikrofilaria berada di kapiler darah organ dalam.
‘”Itulah sebabnya pengambilan sampel darah dilakukan di di daerah endemis pada malam hari, “katanya.
Sampel darah yang diambil selanjutnya akan diperiksa di laboratorium BTUL Maluku.
“Hasilnya baru diketahui 7-10 hari ke depan, kita berharap melalui pemeriksaan darah diambil tindakan berikutnya agar tidak terjadi penyebaran, ” Ujarnya.
Filariasis atau penyakit kaki gajah disebabkan oleh tiga spesies cacing Filaria, yaitu Wucheria bancrofti, Brugia malayi, dan Brugia timori, yang ditularkan dengan perantaraan nyamuk sebagai vektornya.
Oleh karena itu, Pelupessy berharap, masyarakat proaktif jika menemukan ada warganya yang terkena filariasis.
“Kalau ada keluhan, segera obati atau lapor di Dinkes Ambon,” demikian. (EVA)