AMBON (info-ambon.com)- Clerry Cleffy Institute (CCI) bersama Yayasan Rumah Beta Maluku meluncurkan buku dan bedah buku “Kami baik-baik saja” suara Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) di Maluku bertepatan dengan hari AIDS sedunia pada 1 Desember 2019, yang diselenggarakan pada 2 Desember 2019, di Hotel Amaris, Senin (2/12/2019).
Dalam acara bedah buku menghadirkan Sekretaris Umum Majelis Pekerja Harian (MPH) Sinode Gereja Protestan Maluku (GPM), Elifas Tomix Maspaitella, Direktur rumah beta Maluku, Evelin Kaya, Direktur CCI, dan Editor buku “Kami baik-baik saja” Zairin Salampessy.
Direktur CCI Dwi Prihandini menyatakan, Sebelum pembuatan buku dengan judul “Kami baik-baik saja” pihaknya bekerjasama dengan yayasan rumah beta Maluku melakukan pelatihan menulis bagi ODHA yang menceritakan perjuangan dalam bertahan hidup di lingkungan sekitar mereka.
“Saya berkomitmen untuk untuk melihat keberadaan teman-teman ODHA, dan ini tidak berhenti sampai disini, dengan adanya buku ini bisa menguatkan teman-teman yang berani membuka diri bahwa kita harus merdeka,” jelas dia.
Dikatakan, pihaknya berkeinginan buku “baik-baik saja” di tahun 2020 saya alihbahasakan dengan ijin dari yayasan rumah Beta Maluku, karena ini penulisnya teman-teman penyintas HIV/AIDS. “Buku ini akan di terjemahkan ke bahasa Inggris, supaya buku ini bukan hanya ada di Maluku, tetapi bisa ada di dunia Internasional juga harus tahu bahwa mereka ada dan mereka kuat, berdaya, dan baik-baik saja,” ujarnya.
Sementara itu, Direktur Yayasan rumah beta Maluku, Evilin Kaya menyatakan, buku ini juga bertujuan untuk memberikan edukasi kepada masyarakat umum tapi juga memberikan penguatan kepada teman-teman ODHA sendiri, agar dapat memberikan inspirasi dan menghilangkan stigma dan disrkiminasi. “Buku ini menceritakan bagaimana orang dengan HIV berhasil melalui hari-harinya walaupun hanya meminum obat dengan berbagai macam cara jadi sangat menarik jika dibaca,” katanya.
Dengan begitu, kehadiran buku ini diharapkan bisa menginspirasi banyak orang dan bisa menghilangkan stigma dan diskriminasi. Buku ini bercerita bagaimana orang dengan HIV/AIDS bisa hidup bertahan hidup, walaupun harus meminum obat setiap hari. “Kita tahu stigma dan diskriminasi itu bukan datang dari masyarakat umum saja, tapi juga ODHA itu sendiri,” ujar Kaya. (IA-EVA)