AMBON (info-ambon.com)-Program nasional imunisasi campak dan rubella gratis yang di canangkan pada bulan Agustus-September 2018, ternyata realisasi di Kota Ambon hingga 23 Oktober 2018 baru mencapai 63 persen.
Angka 63 persen itu, belum mencapai target 95 persen khusus untuk Kota Ambon. Sementara untuk para siswa yang sudah di campak sekitar 70 persen, dan yang belum di campak itu anak-anak yang belum sekolah, dan masih Balita.
Mengingat hal itu, Walikota Ambon, Richard Louhenapessy melakukan rapat evaluasi bersama, Raja, Kepala Desa, Lurah, Kepala Sekolah SD/SMP Kota Ambon, dan Tokoh masyarakat, yang berlansung di Lantai II Balai Kota Ambon, Selasa (23/10/18).
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kota Ambon, Dr Sioly Soempiet, kepada Info-ambon.com menyampaikan untuk seluruh kota Ambon hingga saat ini baru mencapai 63 persen, ini merupakan cakupan terendah dari semua kabupaten/Kota di Maluku.
“Beberapa kendala dalam pelaksanaan imunisasi campak dan rubella karena adanya isu halal dan haram serta isu kejadian pasca imunisasi yang mengakibatkan orang tua menjadi ragu dalam memberikan imunisasi kepada anaknya,”jelasnya.
Untuk menuntaskan sisa yang belum melakukan imunisasi MR dalam 1 minggu ini dan akan berakhir pada 31 Oktober 2018,
Diakui, memang beberapa waktu lalu, ada polemik yang masalah vaksin sehingga di perpanjang sampai 31 Oktober 2018, untuk itu dengan sisa waktu 1 minggu, kami berupaya untuk kegiatan pekan imunisasi yang seperti polio khusus untuk campak dan rubella.
“Hari ini akan dilakukan di pembentukan pos-pos di masing-masing kelurahan, kantor camat, lurah, polsek, masjid, atau di gereja untuk bagaimana, mengerakan masyarakat datang lokasi untuk dilakukan campak dan rubella, nanti akan dilakukan koordinasi dengan puskesmas setempat. Kepsek diharapkan dapat menuntaskan siswa yang belum di campak dan rubella di sekolah masing-masing.(IA-EVA)
Discussion about this post