AMBON (info-ambon.com)- Berdasarkan hasil pemantauan BPS Provinsi Maluku di 3 kabupaten/kota, pada Maret 2024 terjadi inflasi y-on-y sebesar 2,75 persen, atau terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 101,31 pada Maret 2023 menjadi 104,10 pada Maret 2024.
BPS Provinsi Maluku, Maritje Pattiwaellapia menyampaikan, tingkat deflasi m-to-m sebesar 0,46 persen dan tingkat deflasi y-to-d sebesar 1,46 persen.
“Inflasi y-on-y terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya 10 indeks kelompok pengeluaran, yaitu: kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 4,46 persen; kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 3,50 persen; kelompok kesehatan sebesar 3,44 persen; kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 3,32 persen; kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 2,76 persen; kelompok transportasi sebesar 2,37 persen; kelompok pendidikan sebesar 1,59 persen; kelompok perumahan, air,listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 1,50 persen; kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,89 persen; dan kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah
tangga sebesar 0,47 persen,” katanya dalam rilis kepada wartawan di Kantor BPS Maluku, Senin (1/4/2024).
Sementara, lanjut Pattiwaellapia, kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan indeks, yaitu: kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,36 persen.
“Komoditas yang dominan memberikan andil/sumbangan inflasi y-on-y pada Maret 2024, antara lain: beras, bawang putih, sawi hijau, buncis, bahan bakar rumah tangga, sigaret
kretek mesin (SKM), labu siam/jipang, tarif angkutan udara, gula pasir, bawang merah, tomat, kacang panjang, pembalut wanita, kangkung, emas perhiasan, tarif angkutan laut, telur ayam ras, sigaret kretek tangan (SKT), nasi dengan lauk dan mobil,” terang dia.
Sedangkan, komoditas
yang memberikan andil/sumbangan deflasi y-on-y, antara lain: ikan selar/kawalinya, ikan cakalang/sisik, ikan tongkol/komu, ikan layang/mumar, cabai rawit, cabai merah, ikan tuna,
ikan kembung/lema, telepon seluler, pepaya, sabun cream detergen, tempe, minuman ringan, sabun mandi cair, pisang, handbody lotion, sepatu pria, ikan kakap merah, tepung terigu dan
ketela pohon.
“Sementara komoditas yang dominan memberikan andil/sumbangan deflasi m-to-m pada Maret 2024, antara lain: tomat, ikan layang/mumar, ikan cakalang/sisik, ikan tongkol/komu, bawang merah, ikan selar/kawalinya, kangkung, ikan tuna, ikan kembung/lema, bayam, cabai rawit,
sagu, bawang putih, ketela pohon dan tempe. Sedangkan komoditas yang memberikan andil/ sumbangan inflasi m-to-m, antara lain: sawi hjau, buncis, beras, kacang panjang, telur ayam
ras, labu siam/jipang, sigaret kretek mesin (SKM), nasi dengan lauk, cabai merah, ketimun, talas/keladi, emas perhiasan, kue kering berminyak, pasir, sigaret kretek tangan (SKT), air
kemasan, pepaya muda, tahu mentah, terong dan daun melinjo.
“Pada Maret 2024, kelompok pengeluaran yang memberikan andil/sumbangan inflasi y-on-y, yaitu: kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 1,49 persen; kelompok transportasi sebesar 0,33 persen; kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,27 persen; kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 0,26 persen; kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,20 persen; kelompok kesehatan sebesar 0,06 persen; kelompok pendidikan sebesar 0,06 persen; kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,05 persen; kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 0,03 persen dan kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,02 persen,” tutup Pattiwaellapia. (EVA)