AMBON (info-ambon.com)-Produksi padi di Provinsi Maluku sepanjang Januari hingga Desember 2021 mencapai sekitar 116,80 ribu ton GKG, atau mengalami kenaikan sekitar 6,35 ribu ton GKG (5,75 persen) dibandingkan 2020 yang sebesar 110,45 ribu ton GKG.
“Produksi padi tertinggi pada 2021 terjadi pada bulan Maret, yaitu sebesar 14,99 ribu ton GKG sementara produksi terendah terjadi pada bulan Mei, yaitu sebesar 4,17 ribu ton GKG,” kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Maluku, Asep Riyadi dalam rilis tertulisnya kepada Redaksi info-ambon.com, Senin (7/3/2022).
Menurutnya, berbeda dengan kondisi pada 2021, produksi padi tertinggi pada 2020 terjadi pada bulan Agustus. Penurunan produksi padi yang cukup besar pada 2021 terjadi di beberapa wilayah potensi penghasil padi seperti Maluku Tengah, Seram Bagian Timur, dan Kepulauan Tanimbar.
Di sisi lain, beberapa kabupaten/kota mengalami peningkatan produksi padi yang relatif besar, misalnya Buru.
“Tiga kabupaten/kota dengan total produksi padi (GKG) tertinggi pada 2021 adalah Buru, Maluku Tengah, dan Seram Bagian Timur. Sementara itu, tiga kabupaten/kota dengan produksi padi terendah ialah Maluku Barat Daya, Maluku Tenggara, dan Kepulauan Tanimbar,” terang Riyadi.
Dikatakan, jika perkembangan produksi padi selama tahun 2021 dilihat menurut Subround, terjadi penurunan produksi padi pada Subround Mei-Agustus 2021, yaitu sebesar 14,21 ribu ton GKG (29,31 persen) dibandingkan periode yang sama pada 2020.
Penurunan produksi padi tersebut disumbang oleh penurunan luas panen yang terjadi pada Subround Mei-Agustus yang sebesar 3,69 ribu hektar (30,67 persen) dan Subround September-Desember yang sebesar 0,26 ribu hektar (3,14 persen).
Di sisi lain, peningkatan produksi padi terjadi pada Subround Januari-April dan September-Desember 2021, yaitu masing-masing sekitar 18,73 ribu ton GKG (62,53 persen) dan 1,84 ribu ton GKG (5,74 persen) dibandingkan periode yang sama pada 2020.
“Pada Januari 2022, produksi padi diperkirakan sebesar 10,17 ribu ton GKG, dan potensi produksi padi sepanjang Februari hingga April 2022 mencapai 38,24 ribu ton GKG,”lanjut dia.
Dengan demikian, total potensi produksi padi pada Subround Januari-April 2022 diperkirakan mencapai 48,41 ribu ton GKG, atau mengalami penurunan sebanyak 0,27 ribu ton GKG (0,56 persen) dibandingkan 2021 yang sebesar 48,68 ribu ton GKG.
Sedangkan, tiga kabupaten/kota dengan potensi produksi padi (GKG) tertinggi pada Januari hingga April 2022 adalah Buru, Maluku Tengah, dan Seram Bagian Timur. Sementara itu, tiga kabupaten/ kota dengan potensi produksi padi terendah pada periode yang sama adalah Maluku Tenggara, Tual, dan Maluku Barat Daya.
Potensi kenaikan produksi padi yang relatif besar pada Subround Januari-April 2022 dibandingkan Subround yang sama pada 2021 terjadi di Buru dan Maluku Tengah. Sementara itu, potensi penurunan produksi padi pada Subround Januari-April 2022 yang relatif besar terjadi di Seram Bagian Timur dan Seram Bagian Barat.
Produksi padi dikonversikan menjadi beras untuk konsumsi pangan penduduk, maka produksi padi sepanjang Januari hingga Desember 2021 setara dengan 65,41 ribu ton beras, atau mengalami kenaikan sebesar 3,56 ribu ton (5,76 persen) dibandingkan 2020 yang sebesar 61,85 ribu ton. Produksi beras tertinggi pada 2021 terjadi pada bulan Oktober, yaitu sebesar 8,18 ribu ton.
Sementara itu, produksi beras terendah terjadi pada bulan Mei, yaitu sebesar 2,34 ribu ton. Berbeda dengan tahun 2021, produksi beras tertinggi pada 2020 terjadi pada bulan Agustus.
Pada Januari 2022, produksi beras diperkirakan sebanyak 5,70 ribu ton beras, dan potensi produksi beras sepanjang Februari hingga April 2022 ialah sebesar 21,42 ribu ton.
“Dengan demikian, potensi produksi beras pada Subround Januari-April 2022 diperkirakan mencapai 27,11 ribu ton beras atau mengalami penurunan sebesar 0,15 ribu ton (0,56 persen) dibandingkan dengan produksi beras pada Januari-April 2021 yang sebesar 27,26 ribu ton,” tutup Riyadi. (EVA)