AMBON (info-ambon.com)-Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga perdesaan di 42 kecamatan di Provinsi Maluku pada
Desember 2024, Nilai Tukar Petani (NTP)Provinsi Maluku secara rata-rata mengalami peningkatan sebesar 0,53 persen dibanding November 2024, atau naik dari 99,75 pada November 2024 menjadi 100,27 pada Desember 2024.
“Peningkatan NTP disebabkan oleh indeks harga hasil produksi pertanian (It) yang tercatat meningkat sebesar 0,33 persen dan penurunan indeks harga yang dibayar petani (Ib) yang tercatat sebesar 0,20 persen,” jelas Kepala BPS Provinsi Maluku Maritje Pattiwaellapia melalui rilis (Kamis 02/01/2025).
Dijelaskan, peningkatan NTP pada Desember 2024 disumbangkan oleh meningkatnya NTP pada dua subsektor, yaitu subsektor tanaman perkebunan rakyat (1,93 persen) dan subsektor peternakan (0,27 persen).
Sedangkan tiga subsektor lainnya mengalami penurunan NTP, yaitu subsektor
tanaman pangan (-0,91 persen), subsektor hortikultura (-1,17 persen) dan subsektor perikanan (-0,08 persen).
“Indeks Harga yang Diterima oleh Petani (It) dari kelima subsektor menunjukkan fluktuasi harga komoditas pertanian yang dihasilkan oleh petani,” jelas Pattiwalapia.
Selain itu, lanjut dia, Provinsi Maluku pada Desember 2024 sebesar 120,79 atau naik sebesar 0,33 persen dibanding It November 2024 yang tercatat sebesar 120,40.
Jika dilihat per subsektor, dua subsektor mengalami peningkatan It, dengan peningkatan It tertinggi disumbangkan oleh subsektor tanaman perkebunan rakyat yaitu sebesar 1,62 persen
Melalui Indeks Harga yang Dibayar oleh Petani (Ib) dapat dilihat fluktuasi harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat perdesaan, khususnya petani yang merupakan bagian terbesar dari masyarakat perdesaan, serta fluktuasi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian.
“Pada Desember 2024, Ib Provinsi Maluku tercatat sebesar 120,47 atau mengalami penurunan sebesar 0,20 persen dibandingkan November 2024 yang besarnya 120,71. Jika dilihat per subsektor, seluruh subsektor mengalami penurunan Ib. Penurunan Ib terdalam disumbangkan oleh subsektor tanaman perkebunan rakyat sebesar 0,30 persen,”pungkas Pattiwaellapia. (EVA)
Discussion about this post