AMBON (info-ambon.com)- Badan pusat statistik (BPS) Provinsi Maluku mencatat bahwa, ekspor Maluku pada Juni mencapai US$ 0,30 juta yang berasal dari komoditi barang non migas “Nilai ini turun sekitar 74,28 persen jika dibandingkan nilai ekspor Maluku bulan Mei yakni sebesar US$ 1,17 juta yang berasal dari komoditas non migas dari kelompok ikan dan udang berupa ikan tuna (fresh tuna whole), lobster, dan kepiting (live crabs),”kata Kepala BPS Provinsi Maluku Asep Riyadi dalam rilis yang diterima info-ambon.com, Rabu (4/8/2021).
Oleh karena itu, ekspor Maluku Januari-Juni berasal dari komoditas non migas senilai US$ 10,32 juta berupa ikan tuna (fresh tuna whole, frozen yellowfin tuna ground meat, frozen tuna fillet), swordfish, live grouper, live baldchin groper, lobster hidup dan kepiting (live crabs) serta nutmeg (spice).
Maka Perbandingan nilai ekspor Januari–Juni terhadap periode yang sama tahun 2020 menunjukan penurunan sekitar 66,20 persen Dikatakan, pada Juni ekspor Maluku dilakukan ke negara anggota ASEAN dan negara Asia lainnya. “Ekspor ke negara anggota ASEAN senilai US$ 0,07 juta ke Singapura dan US$ 1,75 ribu ke Malaysia. Ekspor dari Maluku ke negara di kawasan Asia lainnya yaitu ke Jepang sebesar US$ 0,23 juta merupakan ekspor terbesar pada periode ini. Ekspor ke Negara anggota ASEAN pada periode Januari -Juni, yang terbesar menuju Vietnam senilai US$ 0,63 juta atau mengalami penurunan 68,31persen dibandingkan periode yang sama tahun,”ujarnya.
Pasalnya, pada Kawasan Negara Asia Lainnya yaitu Tiongkok memiliki nilai ekspor tertinggi (US$ 4,06juta) dengan kontribusi sebesar 39,33 persen dari total ekspor Maluku. Selanjutnya diikuti oleh Jepang dengan nilai ekspor sebesar US$ 2,36 juta atau mengalami peningkatan sebesar 74,67 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2020.
Sementara itu, ekspor menuju Amerika Serikat sebesar US$ 2,20 juta atau mengalami penurunan sekitar 25,49 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2020. Ia menambahkan, ekspor Maluku selama bulan Juni hanya melalui pelabuhan ekspor di Kota Ambon yakni Bandara Pattimura. “Jika dibandingkan dengan bulan Mei maka terlihat terjadi penurunan ekspor pada Pelabuhan Yos Sudarso dan Pelabuhan Tual, masing-masing sekitar 100,00 persen serta Bandara Pattimura sekitar 21,39 persen.
Perbandingan nilai ekspor Maluku periode Januari-Juni terhadap periode yang sama tahun menunjukkan peningkatan terbesar terjadi di Bandara Pattimura sebesar 55,23 persen sedangkan penurunan nilai ekspor terjadi pada Pelabuhan Yos Sudarso sekitar 73,67 persen. Secara keseluruhan, ekspor Maluku terbesar dilakukan melalui Pelabuhan Yos Sudarso yakni mencapai 73,68 persen,”tambahnya. (EVA)