BPS: Angka Kematian Bayi di Maluku Turun

AMBON (info-ambon.com)-Badan Pusat Statistik ( BPS ) Provinsi Maluku mencatat, angka kematian bayi di Maluku pada tahun 1971 hingga 2022 mengalami penurunan 80 persen. Namun, Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT) paling tinggi sebesar 40 per 1000 kelahiran hidup hasil Long Form Sensus Penduduk (LFSP2020).
“Angka kematian bayi di Provinsi Maluku paling tinggi sebesar 40 per 1000 kelahiran hidup pada hasil Long Form Sensus Penduduk (LF SP2020) berada di Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT), Sedangkan paling rendah berada di Kota Ambon 21 per 1000 kelahiran hidup pada Long Form SP2020,” ungkap Statistik Ahli Madya BPS Provinsi Maluku, Yusuf Tatar Mangaraksa kepada wartawan di Kantor BPS Maluku, Senin (30/01/23) kemarin.
Menurutnya, angka kematian bayi adalah kematian yang terjadi pada penduduk yang berumur 0-11 bulan (kurang dari 1 tahun). Dalam Rentang 50 Tahun (Periode 1971-2022), Penurunan “Angka Kematian Bayi di Provinsi Maluku mencapai 80 Persen. Selama periode satu dekade bonus demografi Indonesia, Angka Kematian Bayi (AKB) menurun signifikan dari 46 per 1000,” terang Yusuf.
Sedangkan, lanjutnya, kelahiran hidup pada Sensus Penduduk 2010 menjadi 30 per 1000 kelahiran hidup pada LF SP2020. Peningkatan persentase bayi yang mendapat imunisasi lengkap serta peningkatan rata-rata lama pemberian ASI membuat bayi semakin mampu bertahan hidup.
Sementara Child Mortality Rate (Angka Kematian Anak 1-4 Tahun) sebesar 6,72 artinya terdapat sekitar 6-7 kematian anak umur 1-4 tahun selama satu tahun diantara 1000 kelahiran hidup. “Under 5 Mortality Rate (Angka Kematian Balita) sebesar 36,54 artinya setiap 1000 balita Maluku, 36-37 diantaranya tidak berhasil mencapai umur tepat lima tahun,” demikian Yusuf. (EVA)
Exit mobile version