AMBON (info-ambon.com)-Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI mengawal program pendampingan UMK pangan olahan dan obat tradisional asal rempah dan sagu di Maluku dengan dukungan industri pangan olahan dan industri obat tradisional sebagai Orang Tua Angkat (OTA).
Terdapat 7 OTA pangan olahan yaitu PT. Indofood Sukses Makmur Tbk., PT. Konimex, PT. Mayora Indah Tbk., PT. Forisa Nusa Persada, PT. Kino Indonesia, PT. Heinz ABC Indonesia dan PT. Niramas yang memberikan bantuan alat produksi bagi UMK Pangan Olahan di Maluku, khususnya di Ambon dan Banda Naira. Terdapat 3 OTA obat tradisional yang memberikan alat bantuan kepada pelaku usaha jamu gendong, yaitu PT Bintang Toedjoe, PT indofarma, dan PT Kimia Farma.
“Terkait dengan rempah, salah satu program besar Pemerintah Indonesia yang digagas adalah Indonesia Spice Up the World. Program ini bertujuan agar kuliner Indonesia mampu berpenetrasi di pasar mancanegara, sehingga bumbu-bumbu asli Indonesia merajai dunia. Wilayah Maluku yang terkenal dengan pala, terutama Pala Banda yang bersertifikat Indikasi Geografis, kayumanis, dan cengkeh menjadi potensial untuk didorong melakukan ekspor rempah dan olahannya,” Kepala BPOM RI, Penny K Lukito saat membuka rangkaian kegiatan dalam mendukung pengembangan UMK di Hotel Santika Ambon, pecan lalu.
Sementara itu, komunitas Empu, dan Yayasan Benih Baik dalam peningkatan keamanan dan mutu produk jamu. Disamping itu, juga dukungan dari asosiasi industri seperti Gabungan Produsen Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI) dan industri pangan olahan yang berkomitmen sebagai Orang Tua Angkat (OTA)bagi UMK Pangan Olahan di Maluku.
Sinergisme dalam Pengembangan Potensi Kekayaan Rempah di Wilayah Timur untuk Pangan Olahan dan Obat Bahan Alam Indonesia, pendampingan kepada 50 pelaku usaha jamu gendong, pendampingan kepada 20 UMK pangan olahan, khususnya olahan rempah dan sagu, Desk Regulatory Assistance dalam rangka Pelayanan Prima Percepatan Perizinan, dukungan ekspor dan hilirisasi hasil riset/inovasi, serta pameran produk pangan dan obat tradisional produksi UMK di Provinsi
Maluku.
“Peningkatan permintaan maupun minat masyarakat terhadap jamu serta pangan olahan berbahan
rempah dan sagu harus dikawal dengan memastikan pelaku usaha memenuhi persyaratan keamanan, manfaat/khasiat/gizi, dan mutu produk.
Dikatakan, BPOM membuka kesempatan pendampingan UMK melalui desk regulatory assistance pada kesempatan hari ini.
“Kami memberikan kesempatan UMK pangan olahan berdiskusi langsung secara daring dengan Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) Sydney dan ITPC Johanesburg terkait akses informasi peluang ekspor ke Australia dan Afrika Selatan,” ungkap Lukito.
Namun demikian, lanjut Lukito, seringkali permasalahan UMK lebih kompleks dan membutuhkan intervensi komprehensif. Kolaborasi program dari pemangku kepentingan lain, seperti lintas sektor, pemerintah daerah, maupun industri pangan olahan dan jamu sebagai OTA menjadi sangat diperlukan untuk mengatasi permasalahan tersebut.
“Pelaku usaha jamu gendong tak luput dari pendampingan BPOM, yang dilakukan melalui stikerisasi jamu gendong, salah satu contoh minuman jamu khas Ambon adalah Guraka Kenari yang berbahan baku jahe yang diberi taburan kenari. Hal ini dilakukan untuk menambah nilai dan kepercayaan masyarakat kepada pelaku usaha yang mampu menghasilkan jamu gendong yang aman, bermanfaat, dan bermutu,” paparnya.
Ke depannya, diharapkan akan makin banyak usaha jamu gendong yang telah distikerisasi, sehingga semakin meningkatkan daya saing jamu dan nilai ekonominya,” lanjut
“Penyerahan berbagai sertifikat serta rangkaian kegiatan pendampingan UMK, termasuk penggalangan komitmen pendampingan dari OTA pangan olahan dan jamu pada hari ini diharapkan dapat memotivasi para pelaku usaha untuk berinovasi dan konsisten memproduksi produk olahan rempah yang berkualitas,” harapnya
BPOM berkomitmen akan terus aktif melakukan Komunikasi, Informasi, dan Edukasi kepada masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat terhadap obat dan makanan aman, serta memberikan pendampingan dalam rangka pemberdayaan UMK pangan olahan dan usaha jamu gendong yang berdaya saing.
“BPOM juga terus meningkatkan efektivitas pengawasan obat dan makanan melalui berbagai strategi untuk dapat melindungi masyarakat dari obat dan makanan yang berisiko terhadap kesehatan,” pungkasnya. (EVA)
Discussion about this post