JAKARTA(info-ambon.com) – PT Bank Negara Indonesia Persero Tbk (BNI) ingin menambah jumlah anak usaha pada 2020 dengan memiliki perusahaan asuransi kerugian dan perusahaan modal ventura.
Direktur Utama BNI Achmad Baiquni usai rapat dengan Komisi XI DPR di Jakarta, Selasa (26/11/2019) lalu, mengatakan rencana bisnis anorganik tersebut sudah dipastikan masuk dalam Rencana Bisnis Bank (RBB) 2020.
Selain perusahaan asuransi kerugian, perseroan juga akan melanjutkan upayanya untuk memiliki perusahaan modal ventura yang dikabarkan akan menjadi salah satu penopang perseroan dalam memperlebar jaringan sistem pembayarannya, termasuk penyertaan di konsorsium pembayaran elektronik BUMN, LinkAja.
Untuk modal ventura, Baiquni mengaku masih belum memutuskan skema kepemilikan terkait opsi akuisisi atau mendirikan secara langsung.
“(Rencana anorganik) Paling yang kita belum punya yakni venture capital dan asuransi kerugian,” ujar dia.
Baiquni masih enggan membeberkan berapa anggaran bisnis anorganik yang disiapkan pada 2020. Namun, rencana bisnis anorganik BNI itu juga menjadi penopang agar perseroan dapat menumbuhkan laba bersih hingga 15-17 persen secara tahunan (year on year/yoy) pada 2020.
Hingga kuartal III 2019, BNI mencatat pertumbuhan laba bersih satu digit di 4,7 persen menjadi Rp12 triliun. Untuk keseluruhan 2019, BNI juga memandang pertumbuhan laba bersih tidak akan jauh berbeda dengan kuartal III 2019.
“Kami lihat sisa waktu tinggal beberapa bulan lagi, kisarannya di angka segitu juga (4,7 persen),” ujar dia.
Di RBB BNI pada 2020, perseroan juga membidik pertumbuhan kredit sebesar 11-13 persen (yoy), dengan dorongan pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 12-14 persen (yoy). Pertumbuhan kredit tahun depan tidak jauh berbeda dengan proyeksi BNI di 2019 yang sebesar 12-13 persen (yoy).
Sedangkan nilai aset BNI pada tahun depan diperkirakan tumbuh 9-11 persen (yoy).
Saat ini BNI memiliki enam anak perusahaan yakni BNI Syariah, BNI Life, BNI Multifinance, BNI Remittance, BNI Sekuritas dan BNI Asset Management. (ANT)