AMBON (info-ambon.com)- Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) RI melakukan uji coba aplikasi screening, edukasi, dan pendampingan bagi calon pengantin (Catin) di Kota Ambon, dengan tema “Uji coba aplikasi elektronik siap nikah dan hamil (elmisil) (web dan mobile aplication)”.
Dimana, dalam rangka mewujudkan sumber daya manusia yang sehat, cerdas dan produktif serta bisa mencapai tujuan pembangunan yang berkelanjutan, maka kesehatan masyarakat perlu diperhatikan dengan baik.
“Yang menjadi masalah dalam mewujudkan SDM yang handal adalah belum terpenuhinya kebutuhan asupan gizi keluarga dengan baik, sehingga masih terdapat kekurangan gizi kronis pada bayi atau yang disebut sebagai stunting,’’ kata Sekertaris Kota Ambon, Anthony G.Latuheru saat membuka kegiatan yang dilaksanakan di Aula Kantor Agama, Rabu (8/9/2021).
Menurutnya, dalam Pepres No 72 tahun 2021 tentang percepatan penurunan stunting, dikatakan bahwa remaja dan catin merupakan kelompok sasaran prioritas untuk pendampingan. Semua catin merupakan kelompok yang perlu diprioritakan sehingga presentase pasangan catin yang mendapat pendampingan/bimbingan perkawinan tentang stunting meningkat.
Oleh karena itu, mempersiapkan generasi emas 2045 bukanlah hal yang mudah. Stunting masih menjadi masalah utama bagi bayi dan anak dibawah usia dua tahun.
“Kondisi seperti ini harus segera dientaskan karena akan menghambat momentum generasi emas Indonesia 2045,” jelas Latuheru.
Sementara itu, Di kota Ambon sendiri sesuai Surat Keputusan (SK) Walikota Ambon nomor 321 tahun 2020 terdapat 12 lokasi fokus prioritas penggulangan stunting dengan data terverifikasi tahun 2021 jumlah balita 13.397, stunting pendek 759 orang, sangat pendek 215 orang, jumlah stunting 974 orang,’’ jelas Latuheru.
Oleh karena itu, Pemkot Ambon bersyukur dengan adanya uji coba catin, menghubungkan catin dengan petugas pendamping, media edukasi tentang kesiapan menikah dan hamil terutama yang terkait resiko stunting, serta sebagai alat pantau kepatuhan catin dalam melakukan pelatihan peningkatan status gizi untuk mempersiapkan kehamilan yang sehat.
“Saya berharap agar aplikasi ini dapat memberikan fungsi pendampingan, edukasi dan pengawasan terhadap catin sehingga secara bersama mencegah peningkatan angka stunting di Kota Ambon,’’ujarnya.
Sementara itu, Direktur Bina Ketahanan remaja BKKBN RI, Victor Palimbong menyampaikan, BKKBN RI sebagai koordinator yang mengkreasikan suatu program, yakni keluarga berencana, keluarga berkualitas, berorientasi untuk menurunkan angka stunting.
“Dari program ini, kami membuat suatu strategi, yakni pada saat hamin, capin dan pasca persalinan, untuk diketahui stunting bisa di koreksi sejak dalam kandungan sebelum terjadi konsepsi dan baik 2 tahun. Usia ibu saat hamil dan melahirkan berpengaruh pada kejadian stunting, makin muda usia ibu saat hamil dan melahirkan,” terangnya.
Dalam beberapa penelitian, perilaku merokok dan keterpaparan terhadap asap rokok juga memiliki dampak pada gangguan kehamilan dan janin yang mengakibatkan bayi lahir stunting.
“Oleh karena itu, salah satu upaya yang dilakukan dalam rangka percepatan penurunan stunting adalah memastikan setiap catin berada dalam kondisi ideal untuk menikah dan hamil. Upaya tersebut dilakukan dengan melakukan skrining yang ditindaklanjuti dengan pendampingan kesiapan menikah dan hamil kepada catin,” ujar Palimbong.
Selain itu, aplikasi ini dapat membangun serta berfungsi sebagai alat skrining untuk mendeteksi factor pada catin, menghubungkan catin dengan petugas pendamping, media edukasi tentang kesiapan menikah dan hamil terutama faktor risiko stunting, dan alat pantau kepatuhan catin dalam melakukan treatment peningkatan stratus gizi untuk mempersiapkan kehamilan yang sehat. Ada 4 tujuan diadakan kegiatan “Uji coba aplikasi skrining dan pendampingan pencegahan stunting bagi Catin.
1. Kemudahan pengguna dalam mengakses aplikasi.
2. Kemudahan pengguna dalam mengoperasionalkan aplikasi sebagai alat skrining untuk mendeteksi faktor risiko pada catin.3.Alur distribusi suplemen untuk meningkatkan status status gizi catin dalam mempersiapkan kehamilan yang sehat. 4.Kemudahan koordinasi para pihak yang terlibat dalam mekanisme skrining dan pendampingan.
“Dari uji coba hasil yang diharapkan adalah tersedianya informasi/ input untuk penyempurnaan penggunaan aplikasi dari calon pengguna dan para pihak yang terlibat dalam mekanisme skrining, pendampingan, dan pemanfaatan output aplikasi, serta alur distribusi suplemen untuk meningkatkan status status gizi catin,” terang Palimbong.
Untuk diketahui hadir dalam kegiatan, Sekkot Ambon, Anthony G. Latuheru, Direktur Bina Ketahanan remaja BKKBN RI, Victor Palimbong, tenaga ahli utama pada kantor staf Presiden RI, Brian Sriprahastuti, konsultan ahli program pembangunan keluarga pada kedeputi KSPSK BKKBN RI, Riyo Kristian Utomo Joyo, Budoyo, Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Maluku, Sarles Brabar, Kepala DPPKB Kota Ambon, Welly Patty, Lurah Urimessing, dan peserta catin. (EVA)