AMBON (info-ambon.com)- Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) RI mengelar Penguatan kapasitas untuk Pendampingan Keluarga (TPK) Kota Ambon. Kegiatan yang diselenggarakan di salah satu pusat perbelanjaan di Kota Ambon, Rabu (29/5/2024).
Kepala BKKBN, Dr. Hasto Wardoyo memberikan apresiasi kepada Pemerintah Kota (Pemkot) Ambon serta TPK yang telah bekerja keras untuk mengatasi stunting di Kota yang bertajuk manise ini.
“Saya memberikan apresiasi bagi kinerja Pemkot Ambon dan TPK, yang menurut saya menyambung dalam mengatasi stunting, dan tidak semua TPK di Indonesia sama seperti Kota Ambon. Saya sangat salut untuk Kota ini,” jelas dia.
Wardoyo mengakui, faktor utama itu mindset jadi kadang-kadang makanan ada ikan, tetapi ikan dijual kembali untuk beli mie instan.
“Padahal untuk menurunkan stunting itu harus protein hewani, yakni, ikan harus lebih baik dari pada daging, telur lebih baik dari daging sehingga mindset yang harus dibenahi, dimana-dimana trend cilok,” imbuhnya.
Sementara itu, Penjabat Wali Kota Ambon, Dominggus Nicodemus Kaya menyampaikan, Pemkot Ambon menyampaikan apresiasi atas penguatan kapasitas ini.
“Atas nama Pemkot Ambon saya menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada keluarga DPPKB, BKKBN Provinsi Maluku, dinas/instansi terkait unsur masyarakat, dan yang telah berkontribusi dalam kegiatan ini,” katanya dalam sambutannya.
Dijelaskan, pihaknya komitmen yang kuat agar terus bekerja sehingga Kota Ambon terbebas dari masalah stunting.
Pada tahun 2021 angka prevalensi stunting di Kota Ambon sebesar 21,8 persen kemudian turun menjadi 21,1 persen di tahun 2022. Dan di tahun hun 2023 turun 0,4 persen menjadi 20,7 persen. Jika dilihat dari persentase terjadi penurunan, hingga saat ini masih terdapat 353 anak yang mengalami stunting di Kota Ambon (data EPPGBM bulan April tahun 2024).
“Total ferntality rate (TFR) 1,9 persen, unmeet need 15, persen angka kelahiran remaja usia 15-19 persen, Indeks pembangunan keluarga (Ibangga) 89,07 persen, median usia kawin pertama (MUKP) 26,74 persen, presentase kampung KB mandiri 89,01 peserta KB aktif (MKJP) 18,49 persen, presentase tingkat putus pakai pemakaian kontrasepsi (DROP OUR) sebesar 2 persen,” terang Kaya.
Ditambahkan, lanjut Kaya, saya sampaikan juga bahwa sebagai wujud kepedulian essen Pemkot Ambon dalam rangka penurunan stunting. Maka Pemkot Ambon dalam melaksanakan pemberian bantuan orang tua asuh kepada anak-anak stunting. Kebijakan ini tertuang dam SK Wali Kota Ambon No 735 tahun 2022 dengan besaran bantuan.
“Pemkot Ambon telah memberikan paket bantuan makanan berupa, susu, telur, kacang hijau, beras dan pemberian makanan tambahan kepada balita stunting. Berbagai program terkait dengan penurunan stunting selama ini sudah dilaksanakan oleh Pemkot Ambon namun belum menentukan hasil yang signifikan. Masih terdapat 353 anak stunting yang menjadi tanggung jawab kita untuk menyelesaikannya. Untuk itu, kerjasama dan kolaborasi yang baik antar OPD maupun mitra kerja yang selama ini setia dalam mendukung setiap programnya yang dijalankan terus ditingkatkan. Konvergensi dan kolaborasi program terkait dengan penurunan stunting menjadi kata kunci untuk memastikan seluruh program dapat terlaksana kan dengan baik,” ujarnya.
Oleh karena itu, saya mengharapkan, dengan kehadiran kepala BKKBN RI dapat menjadi motivasi dan semangat bagi kita, terus bekerja sehingga persoalan stunting di kota Ambon dapat teratasi.
“Mari kita jadikan momen ini supaya kita satu hati menyatukan tekad agar di tahun ini kerjasama semua memberikan hasil positif masyarakat merasakan adanya sentuhan program yang dapat menurunkan angka stunting di Kota Ambon,” tutup dia.
Dalam penguatan kapasitas tersebut, Pemkot melalui DPPKB Kota Ambon memberikan bantuan kepada 10 anak stunting. (EVA)
Discussion about this post