AMBON (info-ambon.com)- Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Provinsi Maluku melakukan serah terima bantuan berupa plastik screenhouse sebanyak 324 roll kepada 52 petani di wilayah Kota Ambon. Serah terima bantuan diberikan oleh Deputi KPw BI Provinsi Maluku Teguh Triyono kepada Asisten Bidang II Bidang Perekonomian Kota Ambon Robby Silooy yang turut hadir dan membuka pelatihan di Ambon, Senin (14/9/2020)
Deputi KPw BI Provinsi Maluku Teguh Triyono mengatakan, kondisi cuaca hujan yang belum berhenti sepanjang 3 bulan terakhir, bantuan tersebut diharapkan dapat mencegah potensi gagal panen petani akibat cuaca Bantuan ini merupakan rangkaian bantuan non-infrastruktur yang diberikan kepada petani di Provinsi Maluku yang diharapkan dapat meringankan beban modal petani di fase pandemi seperti saat ini Provinsi Maluku memiliki ketergantungan bahan pangan yang cukup tinggi dari Provinsi lain. Kondisi ini mengakibatkan harga pangan di wilayah Maluku fluktuatif mengikuti kondisi di wilayah produsen seperti Sulawesi Selatan maupun Jawa Timur.
“Pertimbangkan kondisi yang demikian, Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Provinsi Maluku kembali mengupayakan dukungan pada petani untuk mendorong peningkatan produktivitas mereka di tengah pandemi,”Deputi KPw BI Provinsi Maluku Teguh Triyono.
Disebutkan, BI tidak henti-hentinya setiap tahun memberikan dukungan peningkatan produktivitas petani melalui kerjasama dengan Dinas Pertanian Provinsi Maluku. “Kali ini KPw BI Provinsi Maluku bersama dengan Dinas Pertanian Kota Ambon menggelar pelatihan bagi petani hortikultura selama 3 hari,” jelas Triono
Selain itu, adapun pelatihan ini ditunjukkan untuk mendorong produktivitas petani sehingga kedepannya dapat memenuhi kebutuhan di wilayah Ambon hingga kabupaten di Provinsi Maluku. Pelatihan ini merupakan sinergi program dalam rangka pengendalian inflasi yang dilaksanakan oleh Tim Pengendalian Inflasi Daerah. “Pelatihan tersebut dibuat dalam 3 tahap, dimana tahap pertama yaitu fase pertumbuhan dengan fokus pada peningkatan produktivitas dan penguatan kelembagaan petani.
Untuk fase kedua yaitu fase perkembangan akan fokus kepada peningkatan kualitas produk, pengolahan pasca panen, pengembangan teknologi tepat guna terhadap hama dan pembangunan infrastruktur. Sementara fase ketiga yaitu fase kemandirian akan fokus pada perluasan akses pasar, permodalan dan pengemasan dan digitalisasi pembayaran,”tutup Trioyono(EVA)