BI: Mei 2022, Tekanan Inflasi di Maluku Masih Cukup Tinggi

AMBON (info-ambon.com)-Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Provinsi Maluku mencatat Indeks Harga Konsumen (IHK) bulanan Provinsi Maluku pada Mei 2022 mengalami inflasi yang sedikit lebih rendah, dibandingkan dengan capaian bulan sebelumnya.

“Inflasi bulan Mei 2022 tercatat sebesar 0,73% (mtm), sedikit lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya sebesar 0,77% (mtm). Namun demikian, inflasi Maluku pada Mei 2022 tersebut tercatat lebih tinggi dibandingkan dengan capaian di tingkat nasional maupun wilayah Sulawesi-Maluku-Papua (Sulampua) yang mencatatkan inflasi masing-masing sebesar 0,49% (mtm) serta 0,44% (mtm),” jelas Kepala KPw BI Provinsi Maluku, Bakti Artanta dalam rilis tertulis yang diterima Redaksi info-ambon.com di Ambon, Jumat (3/6/2022).

Dijelaskan, secara tahunan, capaian inflasi Maluku tercatat sebesar 4,93% atau (yoy) atau sedikit menurun dari April 2022 yang sebesar 4,94% (yoy). Meskipun demikian, inflasi tahunan tersebut tercatat lebih tinggi dibandingkan dengan inflasi nasional maupun kawasan Sulampua yang masingmasing sebesar 3,55% (yoy) dan 3,69% (yoy).

“Capaian inflasi Maluku tersebut juga berada di atas rentang sasarannya pada 2022 sebesar 3,0±1% (yoy),” sebut Artanta.

Meskipun secara bulanan tercatat menurun, namun capaian inflasi Maluku pada Mei 2022 ini

masih lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata inflasi pada periode pasca Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Idulfitri selama tiga tahun terakhir yang sebesar 0,59% (mtm).

“Masih tingginya inflasi pada periode pasca HBKN Idulfitri ini didorong oleh oleh kenaikan harga pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 1,36% (mtm) serta masih tingginya inflasi pada kelompok transportasi sebesar 0,73% (mtm). Inflasi pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau meningkat didominasi oleh komoditas perikanan seperti ikan layang, ikan cakalang serta ikan selar yang masing-masing mengalami inflasi sebesar 18,52% (mtm), 32,45% (mtm), dan 18,49% (mtm). Kenaikan harga pada komoditas perikanan disebabkan oleh La Nina yang meningkat signifikan menuju tingkat tertingginya sejak 2 tahun terakhir. Kondisi tersebut menyebabkan tingginya potensi curah hujan dan angin kencang yang mengganggu aktivitas penangkapan ikan,” lanjut dia.

Meningkatnya inflasi pada kelompok ini juga turut didorong oleh kenaikan harga rokok sebagai dampak dari kenaikan cukai rokok di awal tahun.

Selanjutnya, tekanan inflasi pada kelompok transportasi disebabkan oleh kenaikan harga tarif angkutan udara yang meningkat sebesar 2,63% (mtm). Kenaikan tersebut tidak terlepas dari meningkatnya harga minyak dunia yang berdampak pada naiknya harga avtur. Di sisi permintaan, pelonggaran regulasi pelaku perjalanan udara juga berdampak pada peningkatan permintaan terhadap jasa angkutan udara.

Sementara itu, berdasarkan kegiatan Survei Pemantauan Harga (SPH) yang dilakukan oleh KPw BI Provinsi Maluku, tarif angkutan udara rute Ambon–Langgur tercatat sebesar Rp 2.027.000 atau meningkat secara mingguan sebesar 50,65% (wtw) pada minggu ke-IV bulan Mei 2022.

TPID Provinsi Maluku berkomitmen untuk terus memperkuat koordinasi upaya pengendalian inflasi di tahun 2022.

“Upaya pengendalian inflasi di Maluku ke depan akan tetap didasarkan pada strategi 4K (Keterjangkauan Harga, Ketersediaan Pasokan, Kelancaran Distribusi dan Komunikasi Efektif). Sebagai bagian dari strategi ini, upaya untuk meningkatkan ketercukupan produksi bahan makanan pokok dari dalam wilayah Maluku akan menjadi salah satu target utama. Perluasan Kerjasama Antar Daerah (KAD) dengan Provinsi lain di Indonesia juga akan terus diperluas guna memperkuat ketahanan pasokan di Maluku,” pungkas Artanta. (EVA)

Exit mobile version